Saat pertama membuka halaman utama Google hari ini (14/6), anda akan menemukan sesosok pria memakai jas laboratorium. Di sebelahnya, terdapat mikroskop dan empat tabung reaksi dengan hiasan bulir sel darah merah di atasnya. Masing-masing sel darah merah (eritrosit) diberi inisial “A”, “B”, “O”, dan “AB”.
Siapakah dia dan seperti apa kiprahnya hingga Google membuat doodle-nya?
Google doodle hari ini tengah mengapresiasi kelahiran ilmuwan Austria bernama Karl Landsteiner. Dilahirkan di Vienna 148 tahun silam, tepatnya pada hari ini (14/6) tahun 1868. Sebagai ilmuwan, Landsteiner bukan hanya terkenal ahli biologi saja, tapi ia juga merupakan seorang dokter dan menyandang gelar “Bapak Transfusi Kedokteran”.
Ilmuwan berdarah Austria ini mengambil jurusan kedokteran di University Of Vienna dan mempublikasikan tulisan tentang pengaruh diet pada komposisi darah pada tahun 1891. Ketertarikannya pada dunia kesehatan, pengobatan sudah dirasakannya sejak masa sekolah.
Tidak berhenti sampai di situ, Landsteiner kembali menimba ilmu dengan melanjutkan pendidikan dalam bidang kedokteran di Vienna General Hospital, Austria. Dari sinilah awal mula ditemukannya sistem golongan darah.
Pada tahun 1900, ia mendapati darah yang berasal dari dua orang berbeda tampak menggumpal dalam sebuah wadah. Lalu pada 1901, ia menemukan sebab terjadinya penggumpalan tersebut yaitu karena adanya peran serum dalam darah. Dari sinilah ia berhasil mengidentifikasi tiga tipe golongan darah A, B dan 0 yang menandakan ketiadaan antigen.
===================================
Baca Juga:
Metode Praktis Deteksi Kandungan Histamin Dalam Makanan
Nostalgia Alat Lab yang Pertama Dipakai dan Masih Terngiang Hingga Sekarang
===================================
Berkat identifikasi ini pula, ia mengetahui bahwa transfusi darah yang berbeda golongan akan menyebabkan kerusakan sel darah. Temuan ini membawanya pada keberhasilan melakukan transfusi darah untuk pertama kali pada tahun 1907 dan dilakukan oleh Reuben Ottenberg di Rumah Sakit Mount Sinai, New York.
Bukan hanya itu saja, pada 1939 Landsteiner dibantu oleh A. S. Weiner, kembali meneliti dan mendapati sistem golongan darah rhseus yang terinspirasi dari kera India (Macaca mulatta). Sistem golongan darah ini didasarkan pada keberadaan aglutinogen dalam darah.
Aglutinogen adalah suatu senyawa yang menjadi faktor penggumpalan darah. Apabila seseorang memiliki aglutinogen rhesus maka orang tersebut termasuk golongan rhesus positif (rh+). Sedangkan ketidak-adaan aglutinogen maka tergolong rhesus negatif (rh-). Lalu pada tahun 1927 ia kembali menemukan golongan darah baru sistem golongan darah M, N dan P.
Berkat jasanya inilah, pada tahun 1930, Karl Lendsteiner mendapatkan penghargaan bergengsi dunia yaitu sebuah nobel dibidang fisiologi atau kedokteran. Sejak saat itu pula, gelar sebagai “Bapak Transfusi Kedokteran” melekat dalam dirinya.
Semua kiprah dan pengabdian Karl Landsteiner dalam dunia kedokteran membuatnya menjadi salah satu tokoh yang dikenang oleh Google dalam bentuk doodle.