Konsumsi Daging Sapi dan Susu Impor Picu Penyakit Rematik ?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Central Florida College of Medicine melaporkan bahwa terdapat hubungan antara penyakit rheumatoid arthtritis atau rematik dengan konsumsi daging sapi atau susu yang terkontaminasi oleh suatu jenis bakteri. Penelitian tersebut merupakan kolaborasi antara Saleh Naser, spesialis penyakit menular UCF, Dr. Shazia Bég, ahli rheumatologi pada praktik dokter UCF, dan Robert Sharp, kandidat doktor ilmu biomedis di bidang sekolah medis.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Bég dengan merekrut pasiennya yang mengajukan sampel klinis untuk pengujian. Ternyata 78% pasien dengan rheumatoid arthtritis memiliki mutasi pada gen PTPN2/22. Selanjutnya, sebanyak 40% dari jumlah pasien yang memiliki mutasi tersebut dinyatakan positif terinfeksi Mycobacterium avium subspecies paratubercolosis (MAP). MAP merupakan bakteri yang ditemukan di sekitar setengah sapi di Amerika Serikat. Bakteri tersebut disebarkan ke manusia melalui konsumsi susu atau daging sapi yang terkontaminasi kotoran sapi.
Baca Juga : Anggapan Keliru Tentang Susu
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Cellular and Infection Microbiology tersebut mengungkapkan bahwa individu yang lahir dengan mutasi tersebut dan mengkonsumsi susu atau daging yang terkontaminasi bakteri MAP memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit rheumatoid arthritis.
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun dan inflamsi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, otot, tulang dan organ tubuh seseorang. Penderita penyakit ini akan merasa sakit pada bagian tangan dan kaki dan dapat menyerang orang pada segala usia. Kebanyakan penderita penyakit ini adalah orang-orang yang berusia antara 40-60 tahun dan 3x lebih banyak diderita oleh wanita.
Menurut Nasser, pemahaman mengenai peran MAP pada penyakit rheumatoid arthritis dapat membantu pengobatan penyakit tersebut menjadi lebih efektif. Pengobatan tersebut dapat dilakukan dengan mengkombinasikan obat untuk meredakan peradangan dan mengatasi infeksi bakteri.
Sumber: