Bakteri Usus Penting Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa bakteri usus memainkan peran penting dalam perkembangan sel darah putih yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Tubuh manusia adalah rumah bagi ribuan spesies mikroba yang dikenal sebagai microbiome – yang penting bagi kesehatan. Konsentrasi dan keragaman tertinggi microbiome ditemukan di saluran pencernaan, dan khususnya usus besar.
Seorang profesor biologi dan teknik biologi,.Dengan timnya di Institut Teknologi California (Caltech) di Pasadena, Sarkis Mazmanian, telah meneliti bidang ini selama beberapa waktu. Pada tahun 2013, mereka melaporkan sebuah penelitian inovatif yang menghubungkan mikroba usus dengan gejala autism. Kemudian 3 tahun setelahnya, mereka mengungkapkan bagaimana bakteri usus mempengaruhi multiple sclerosis, dan juga bagaimana mengembalikan keseimbangan bakteri usus dapat mengurangi penyakit radang usus.
Bakteri Usus Berperan Untuk Pengembangan Sel Imun
Dalam penelitian terbaru ini, yang diterbitkan dalam jurnal Cell Host & Microbe, para peneliti menjelaskan bahwa bakteri usus menguntungkan memainkan peran kunci dalam pengembangan sel imun bawaan – khususnya makrofag, monosit dan neutrofil yaitu sel darah putih khusus yang memberikan garis pertahanan pertama terhadap serangan patogen.
Sel darah putih ini tidak hanya beredar di dalam darah, tetapi juga disimpan di limpa dan di sumsum tulang. Ketika tim membandingkan jumlah sel darah putih di area ini pada tikus yang lahir tanpa bakteri usus dan tikus sehat dengan populasi bakteri usus yang normal, peneliti menemukan tikus bebas kuman memiliki lebih sedikitsel darah putih.
Tikus bebas kuman juga memiliki lebih sedikit sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel imun. Selain itu, limpa mereka mengandung sel-sel imun bawaan yang rusak yang populasinya tidak pernah mencapai ukuran yang ditemukan pada tikus sehat yang meiliki mikroba usus.
Mikroba Usus Mempengaruhi Imunitas di Luar Usus
Penulis pertama Arya Khosravi, seorang mahasiswa pascasarjana di lab Prof. Mazmanian, mengatakan: bahwa mikroba usus memiliki efek kekebalan di luar tempat mereka tinggal yaitu di usus. Mereka mempengaruhi tempat-tempat seperti darah, limpa, dan sumsum tulang yaitu tempat di mana tidak terdapat bakteri.
Tim menguji kemampuan tikus untuk melawan infeksi dengan mengekspos mereka dengan bakteri Listeria monocytogenes, yang berbahaya bagi manusia dan sering digunakan dalam penelitian tikus mengenai sistem kekebalan tubuh.
Mereka menemukan bahwa tikus sehat pulih dengan cepat setelah disuntik dengan bakteri. Sedangkan tikus yang bebas kuman mati karena tidak dapat melawan infeksi. Tetapi ketika tikus yang bebas kuman kemudian diberikan bakteri usus yang khas dari tikus yang sehat, jumlah sel putih mereka meningkat, dan mereka selamat dari infeksi.
Kemudian pada penelitian lain, tim memberi antibiotik pada tikus yang sehat untuk membunuh bakteri usus mereka dan kemudian menyuntikkannya dengan Listeria. Hasilnya tikus tersebut jatuh sakit dan kesulitan melawan infeksi.
Sumber : www.medicalnewstoday.com