Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Jurnal

Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Bahan Kimia Berbahaya

Ada alat, pasti harus ada bahan. Nah, bahan kimia merupakan salah satu diantara sekian banyak bahan yang dibutuhkan dalam praktikum atau analisa di laboratorium. Dan tampaknya, bahan kimia sulit dipisahkan bukan hanya dari dunia laboratorium namun juga dari kehidupan sehari-hari. Untuk yang berhubungan dengan dunia laboratorium harus mengetahu bahan kimia berbahaya yang ada di laboratorium.

Pengertian dari bahan kimia itu sendiri adalah zat atau senyawa yang berasal dari alam maupun hasil olah tangan manusia yang komponen penyusunnya dapat berupa zat atau senyawa tunggal maupun gabungan dari beberapa zat atau senyawa.

Baca : 5 Bahan Kimia Rumah Tangga Yang Berbahaya Bagi Kesehatan

Di antara begitu banyaknya bahan kimia yang digunakan di laboratorium, tak jarang Anda akan bergelut dengan bahan kimia yang terbilang berbahaya. Oleh karena itulah, Anda perlu mengetahui bahan kimia apa saja yang berbahaya di laboratorium dan bagaimana dampaknya bagi kesehatan.

Dengan mengetahui macam-macam bahan kimia berbahaya di laboratorium, maka Anda akan semakin berhati-hati ketika bekerja dengan menggunakan bahan tersebut.

1. Amonia (NH3)

Ciri khas dari amonia adalah baunya yang sangat menyengat, mudah larut dalam air dan bersifat korosif pada tembaga dan timah. Zat amonia kerap digunakan sebagai obat-obatan, campuran pupuk urea, detergen dan lain sebagainya.

Meskipun memiliki berbagai manfaat baik dalam bidang industri dan rumah tangga, namun amonia terbilang cukup berbahaya. Larutan pekat amonia dalam air akan menyebabkan iritasi apabila terkena kulit dan mata. Kontak dengan gas amonia berkonsetrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru bahkan kematian.

Amonia dalam bentuk cair harus disimpan dalam temperatur sangat rendah karena titik didihnya yang hanya berkisar -33 °C.

2. Asam Sulfat (H2SO4)

Zat cair tidak berwarna ini sangat korosif, beracun dan pendehidrasi. Zat yang dapat larut dalam air ini sangat berbahaya jika mengenai kulit karena sifatnya yang korosif. Selain itu, dengan sifat pendehidrasinya (penarik air yang sangat kuat), asam sulfat akan menimbulkan luka seperti luka bakar pada area kulit yang terpapar.

Asam sulfat pekat atau yang biasa disebut dengan oleum, akan merusak paru-paru jika terhirup. Hal ini dikarenakan oleum menghasilkan gas SO2 yang sangat reaktif jika terhirup. Sebagai bentuk perlindungan pertama, segera cari udara segar jika terhirup. Segera siram area kulit yang terpapar asam sulfat dengan air mengalir selama 10-15 menit. Jika asam sulfat terkena mata, lekas basuh mata dengan air hangat selama sekitar 20 menit. Untuk penangan lebih jauh, segera pergi ke dokter.

3. Asam klorida (HCl)

Asam klorida merupakan bahan kimia yang berbentuk larutan, bersifat racun dan korosif. Asap klorida pekat akan membentuk kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan. Kabut asap ataupun larutan asam klorida akan menyebabkan kerusakan pada kulit, mata dan alat pernafasan. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States Environmental Protection Agency) memasukkan asam klorida sebagai bahan beracun.

Oleh karena itu, alat perlindungan seperti sarung tangan PVC, jas lab atau pakai pelindung lainnya wajib dikenakan saat Anda berinteraksi dengan bahan kimia yang satu ini.

Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium dan Dampaknya Bagi Kesehatan

4. Formalin

Merupakan bentuk cair dari senyawa atau bahan kimia formaldehida. Jika dalam bentuk padatan dikenal dengan istilah trioxane atau paraformaldehida.

Formalin terbilang cukup berbahaya. Kadar formalin di udara yang melebihi ambang batas 0,1 mg/kg dapat menyebabkan iritasi pada kepala, membran mukosa, rasa pusing, tenggorokan terbakar, gerah dan mengeluarkan air mata.

Jika terkena formaldehida dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian. Selain itu, dapat meningkatkan keasaman darah, ganguan pernafasan, hipotermia dan koma.

Saat terjadi keracunan, jangan melakukan rangsangan agar korban muntah karena dapat menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran pencernaan. Segara berikan arang aktif atau norit untuk ‘mencuci dan membilas’ lambung.

5. Natrium Hidroksida (NaOH)

Zat padat berwarna putih ini merupakan basa kuat, terbilang mudah menyerap uap air, udara, bersifat racun dan korosif. Apabila terpapar natrium hidroksida akan menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.

Bahan kimia yang dikenal sebagai soda api ini mempunyai beberapa kegunaan seperti pembersih peralatan, dapat melarutkan logam, sebagai reagent trans-esterifikasi dan esterifikasi pada pembuatan sabun dan minyak tanah, serta berbagai kegunaan lainnya.

Baca : Cara Membersihkan Lemari Asam

Meskipun memiliki banyak manfaat, Anda harus tetap hati-hati dalam menggunakan natrium hidroksida ya.. Mengingat sifatnya yang korosif dan beracun.

6. Klorofrom (CHCl3)

Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Bahan kimia cair dan tak berwarna ini memiliki bau yang khas. Di laboratorium, klorofrom biasa digunakan sebagai obat bius yakni untuk membius hewan saat praktikum. Selain itu juga banyak digunakan sebagai pelarut nonpolar saat di laboratorium. Penggunaan kloroform terbukti dapat merusak liver dan ginjal.

Itu adalah bahan kimia berbahaya di laboratorium serta dampaknya bagi kesehatan yang LabSatu rangkumkan untuk Anda.

Baca Juga :

Implan Lemak Bantu Turunkan Obesitas dan Diabetes?
Anak Nakal Punya Penghasilan Lebih Tinggi Saat Dewasa Nanti??
Mulai Dari Cacing Hingga Kalajengking, Ini 8 Makhluk Hidup Yang Bercahaya