Bakteri Pengubah Sampah Menjadi Plastik Biodegradable
Produksi plastik di dunia telah berevolusi, berbagai cara dilakukan untuk memproduksi plastik yang lebih ramah lingkungan. Namun sayangnya, biaya produksi plastik yang lebih ramah lingkungan atau plastik biodegradable masih sangat tinggi.
Startup Genecis yang berlokasi di Toronto memanfaatkan bakteri untuk mengubah sampah dapur yang dapat dikomposkan menjadi plastik yang disebut PHAs (polihidroksialkanoat). Bakteri pembuat plastik memakan limbah yang telah diproses sebelumnya oleh bakteri lain. Jika bakteri tersebut diberi makan dengan baik, maka mereka akan menghasilkan “lemak bakteri” berupa polimer PHAs yang dapat digunakan untuk pembuatan plastik.
Butiran plastik dari bakteri tersebut kemudian diekstraksi dari bakteri dan diubah menjadi pelet yang dapat dijual dan dibentuk menjadi berbagai produk plastik. PHA telah banyak beredar di pasaran. Karena biokompatibel dan biodegradable, polimer plastik tersebut digunakan dalam banyak aplikasi medis mulai dari katup jantung hingga melarutkan jahitan.
Baca : Peneliti Berhasil Temukan Enzim Penghancur Plastik
Luna Yu, CEO Cleantech berharap dapat mengurangi biaya produksi PHA setidaknya 40 persen dengan menggunakan limbah sebagai bahan baku. Selain lebih ekonomis untuk penggunaan sehari-hari, penggunaan limbah organik dalam produksi plastic juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Limbah pertanian diperkirakan bertanggung jawab atas sepertiga emisi gas rumah kaca dunia. Limbah dapur yang kita buang melepaskan karbon dioksida atau metana yaitu gas rumah kaca yang 20 kali lebih kuat daripada karbon dioksida untuk terurai.
David Grewell, seorang profesor di North Dakota State University dan direktur Pusat Bioplastik dan Biocomposites, mengatakan mengubah sampah organik menjadi plastik juga dapat mengunci atau “menyita” emisi tersebut dan membuat produk limbah lebih berharga dibanding hanya dibuang begitu saja.
Saat ini Genecis dapat memproduksi sekitar setengah kilogram PHA per minggu dari sekitar 75 kilogram limbah makanan yang dikumpulkan dari kantin pabrik Sup Campbell di dekatnya. Limbah makanan terlebih dahulu dikompositkan agar berubah menjadi molekul kecil kemudian dialirkan ke dalam tangki bakteri penghasil PHA. Bakteri tersebut membutuhkan waktu empat hingga 24 jam untuk “menggemukkan diri” dan menghasilkan PHA. Setelah itu, bakteri tersebut kemudian dikeluarkan dari tangki bioreaktor dan PHA diekstraksi dengan bahan kimia seperti pemutih.
Sumber : futurism.com