Fungi Penjerat Serangga yang Ampuh
Jika kita menemukan serangga mati yang tubuhnya mengeras dan seperti diselimuti kapas, maka kemungkinan besar serangga tersebut terjerat oleh fungi pathogen. Pada dasarnya fungi merupakan organisme yang memperoleh makanannya dari organisme lain (heterotrof). Makanan fungi dapat berasal dari organisme yang sudah mati (fungi saprob) dan atau organisme yang masih hidup. Fungi yang memperoleh makannya dari organisme hidup dapat bersifat menguntungkan atau pun merugikan (parasit). Kebanyakan dari kita pasti mengira jika fungi parasit itu buruk. Namun, pada kenyataannya tidak semua fungi parasit itu buruk. Beberapa diantaranya dapat menguntungkan bagi manusia, seperti Beauveria bassiana. Beauveria bassiana merupakan fungi penjerat serangga yang ampuh untuk mengendalikan hama tanaman.
Baca: Manfaat Lain Dari Tanaman Karet Untuk Manusia Dan Lingkungan
Beauveria bassiana merupakan fungi parasit pada serangga (fungi entomopathogen) dengan kisaran inang yang cukup luas. Fungi tersebut mampu menyerang serangga dari berbagai ordo seperti Lepidoptera, Homoptera, Hemiptera, Coleoptera. Namun lebih efektif menyerang serangga dari ordo Coleoptera yaitu kumbang. Karena potensi Beauveria bassiana yang bagus sebagai bioinsektisida maka fungi tersebut telah lama dikembangkan sebagai agens pengendali hayati di sejumlah negara seperti Amerika. Beberapa perusahaan asing seperti Mycotech Corp dan Troy BioSciences telah sejak lama memproduksi fungi tersebut dalam sekala industri.
Pada umumnya spora Beauveria bassiana banyak bertebaran di tanah. Ketika spora fungi tersebut menempel pada serangga inang yang sesuai dan keadaan lingkungan mendukung, maka spora fungi tersebut akan mulai berkecambah dan mengeluarkan hifa yang mampu menembus kulit serangga tersebut. Hifa fungi tersebut menghasilkan suatu enzim yang mampu menghancurkan kulit serangga sehinga dapat masuk lalu berkembang dalam tubuh serangga. Di dalam tubuh serangga, fungi Beauveria bassiana akan mengeluarkan racun yang disebut beauvericin yang menyebabkan tubuh serangga mengalami paralisis. Paralisis membuat serangga kehilangan koordinasi sistem gerak. Pada awalnya tubuh serangga bergerak secara tidak teratur, lalu melemah dan lama kelamaan tidak bergerak sama sekali. Setelah beberapa hari, serangga akan mengalami kelumpuhan total dan pada akhirnya akan mati. Racun yang dihasilkannya menyebabkan kerusakan jaringan, terutama pada saluran pencernaan, otot, sistem syaraf, dan sistem pernafasan.
Baca : Bagaimana Sains Memberantas Nyamuk Si Vektor Penyakit
Setelah serangga inang mati, Beauveria bassiana akan mengeluarkan antibiotik yang disebut Oosperein. Oosperein dapat mengurangi jumlah populasi bakteri dalam perut serangga tersebut agar Beauveria bassiana dapat lebih berkembang di dalamnya. Selanjutnya apabila seluruh tubuh serangga telah dikuasai oleh Beauveria bassiana maka hifa fungi tersebut akan keluar dan menyelimuti tubuh serangga seperti serangga yang diselimuti kapas. Apabila Beauveria bassiana telah memasuki fase reproduksi, maka fungi tersebut akan menghasilkan spora yang siap disebarkan ke lingkungannya. Selanjutnya, spora Beauveria bassiana itu akan menginfeksi serangga inang kembali.
Selain dikenal sebagai fungi penjerat serangga yang ampuh, penggunaan Beauveria bassiana dinilai cukup aman sebagai bioinsektisida karena tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Namun demikian, kisaran inang Beauveria bassiana yang cukup luas menyebabkan penggunaan Beauveria bassiana tidak dianjurkan untuk tanaman yang proses penyerbukannya dibantu oleh serangga.
Baca juga :
Jenis Pupuk Yang Cocok Untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Kupu-Kupu Langka Endemik Alaska Ditemukan
Ternyata Ada ‘Ulat’ Berkaki 8 Di Wajah Semua Manusia?!