Multiverse Ditemukan oleh Para Ilmuwan
Fenomena “Multiverse”, ada yang pernah dengar? Nah ini salah satu topik yang sangat menarik untuk di ulas. Multiverse dipercaya sebagai ruang dimensi yang jumlahnya ada banyak. Katanya, wujud kita ini ada di masing – masing dimensi tersebut, punya jati diri yang berbeda – beda walau wajah serupa. Misalkan disini kita seorang artis terkenal, di dimensi lain kita bisa jadi seorang guru dengan kehidupan normal, dan di dimensi lainnya lagi kita seorang dokter. Loh kok bisa ya?
Karena bahasan topik ini masih sebatas teori semata, mari lihat dari sudut pandang bukti keberadaan fenomena Multiverse ini dahulu.
Selama bertahun-tahun lamanya, para ilmuwan banyak dibingungkan dengan teka-teka asing yang berada jauh di alam semesta, yaitu “Cold Spot” yang misterius, atau kita memahaminya dengan keberadaan suatu titik asing di alam sana, yang diprediksikan berlokasi sekitar jarak 1.8 milyar tahun cahaya. Tempat yang sangat dingin, dikelilingi oleh 0.00015 derajat Celsius (atau 0.00027 derajat Fahrenheit), berdasarkan fakta yang ditemukan para ahli pembaca perbintangan tentang pengukuran latar radiasi yang ada disepanjang alam semesta.
Sebelumnya, para ahli perbintangan ini mempercayai bahwa ruang angkasa bisa menjadi sangat dingin suhunya karena tidak terdapat banyak benda materil seperti halnya di dalam planet bumi. Mereka menyebut fenomena ini sebagai supervoid besar, yang diperkirakan memiliki 10,000 galaksi, dari pada bagian dari ruang angkasa lainnya.
Di lansir dari futurism.com, ada survei mengenai galaksi yang baru – baru ini diterbitkan, para ahli perbintangan dari the Royal Astronomical Society (RAS) mengatakan bahwa mereka menemukan supervoid tidak seharusnya eksis. Mereka sekarang lebih percaya bahwa galaksi – galaksi yang berada di titik dingin tersebut tertutup di dalam celah – celah yang kosong, dimana suhu titik dingin bergelembung. Celah – celah kosong ini tidak dapat diukur akan seberapa dingin temperaturnya, bahkan setelah diamati dan diteliti oleh para ahli. Tentu saja hal ini adalah teka – teki asing yang menjadi tantangan sulit bagi para ahli perbintangan.
Untuk menghubungkan perbedaan suhu temperatur pada celah – celah kosong tersebut, para pengamat membutuhkan standar model cosmologi sebagai pembanding pembelajaran. “Namun, tempat kami menyimpan data memiliki kendala kuat untuk melakukan hal tersebut,” jelas seorang peneliti bernama Ruari Mackenzie dalam press release RAS. Sementara, di satu sisi lainnya, penelitian ini masih banyak mengalami error atau kesalahan, simulasi yang dilakukan para ahli terhadap suhu temperatur di ruang angkasa menunjukkan kemungkinan bahwa Cold Spot dapat terbentuk dengan cara yang tidak beraturan.
“Ini artinya, kita tidak dapat mengesampingkan bahwa titik tersebut disebabkan oleh fluktuasi yang tidak mungkin bisa dijelaskan dengan model standar. Tapi, jikalau hal itu bukan jawabannya, pasti akan ada penjelasan – penjelasan meyakinkan lainnya,” ucap seorang peneliti, Tom Shanks pada press release tersebut. “Mungkin, hal yang paling menggembirakan dari penelitian ini adalah mengenai asumsi Cold Spot terbentuk karena adanya benturan antara alam semesta kita dengan semesta lainnya.”
Jika saja ada penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam mengenai pencarian jawaban atas fenomena ini, Cold Spot bisa jadi bukti yang paling pertama bagi keberadaan Multiverse, atau ruang dimensi yang jumlahnya lebih dari satu. Tentu saja bukti lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk konfirmasi bahwa alam semesta kita ini memang jumlahnya bisa jadi lebih dari satu, alias terdapat banyak ruang – ruang dimensi rahasia.