Labsatu News

Debu Rumah Memicu Obesitas?

Debu Rumah Memicu Obesitas?

Debu yang terus berkumpul dan berkembang di bawah perabotan rumah dapat menjadi ancaman bagi tubuh. Bukan hanya kemungkinan menimbulkan alergi, tetapi juga risiko obesitas. Lemak dan material lain yang membentuk debu di dalam rumah dapat mengirim sinyal ke sel-sel lemak manusia untuk tumbuh. Proses tersebut dapat memperlambat metabolisme tubuh untuk membakar energi. Perubahan yang sedemikian rupa dapat menambah masalah berat badan yang mungkin dimiliki oleh seseorang. Peneliti telah melaporkan hasil penemuannya mengenai apakah polutan pada debu berperan dalam obesitas yang telah menjadi epidemik di dunia.

Apa itu obesitas?

Obesitas merupakan akumulasi lemak berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas secara global telah meningkat menjadi tiga kali lipat semenjak tahun 1975. Pada tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas memiliki kelebihan berat badan (overweight) dan sekitar 640 juta orang di antaranya mengalami obesitas. Sebagian besar populasi di dunia tinggal di negara yang mana kelebihan berat badan dan obesitas telah menyebabkan kematian banyak orang. 41 juta anak-anak di bawah usia 5 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami obesitas, parameter yang paling mudah dipakai adalah BMI (Body Mass Index). BMI merupakan indeks berat terhadap tinggi badan yang biasanya digunakan dalam mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. Definisi dari BMI adalah berat badan seseorang dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter (kg/m2). Untuk orang dewasa, WHO menetapkan kelebihan berat badan terjadi apabila BMI lebih dari atau sama dengan 25, sementara obesitas terjadi ketika BMI lebih dari atau sama dengan 30.

Debu Rumah Memicu Obesitas?

Penyebab mendasar dari obesitas dan kelebihan berat badan adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang digunakan. Secara global, terjadi peningkatan makanan padat energi yang mengandung kadar lemak tinggi serta pengurangan aktivitas fisik akibat kenaikan jumlah pekerjaan sedenter, perubahan bentuk transportasi, dan peningkatan urbanisasi. Nilai BMI yang tinggi merupakan faktor risiko untuk penyakit-penyakit berbahaya seperti penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke) yang menjadi penyebab utama kematian di dunia pada tahun 2012, diabetes, kelainan muskuloskeletal (terutama osteoarthritis – penyakit degeneratif yang menyerang sendi), kanker (termasuk endometrial, payudara, prostat, hati, ginjal, dan usus besar). Anak-anak yang obesitas dapat mengalami kesulitan bernapas, kenaikan risiko patah tulang, hipertensi, penyakit kardiovaskular dini, resistansi insulin dan efek fisiologis.

Penelitian mengenai dampak debu rumah

Stapelton dan timnya mengumpulkan sampel debu dari rumah dan perkantoran. Beberapa material di dalam debu dapat mengaktifkan protein yang disebut PPARγ1 (peroxisome proliferator-activated nuclear receptor gamma). Protein ini merupakan reseptor inti utama yang mengatur metabolisme lipid, sinyal transduksi proliferasi sel dan diferensiasi sel. Protein ini banyak ditemukan pada jaringan tubuh manusia. Apabila protein ini aktif, sel-sel lemak dalam tubuh akan bertumbuh. Para peneliti berpendapat bahwa protein ini mungkin terlibat dalam obesitas. Maka dari itu, polutan yang dapat mengaktifkan protein ini disebut “obsogen” – sebuah istilah baru untuk bahan kimia yang dapat memicu obesitas.

Di laboratorium, para peneliti bekerja dengan sel-sel yang mengandung PPARγ1. Protein ini menjadi aktif ketika sel-sel terpapar dengan kurang dari satu miligram sampel debu. Sebagai perspektif, anak-anak dapat menelan sekitar 50 miligram debu tiap hari. Tim Stapelton awalnya mencurigai bahwa polutan tertentu dihasilkan oleh perabotan dan alat-alat lain di sekitar rumah, berpotensi menjadi penyebab debu. Studi menunjukkan bahwa beberapa bahan kimia tersebut dapat mengaktifkan PPARγ1.

Namun, studi lainnya­ oleh peneliti tersebut sekarang menunjukkan bahwa lemak tertentulah yang berperan menjadi penyebab obesitas. Salah satu lemaknya adalah asam oleat, yang tersedia secara alami pada banyak minyak nabati dan lemak hewani. Minyak sayur dapat menyebarkan sebagian lemak tersebut ke udara, di mana lemak dapat berpindah ke debu rumah. Lemak juga bisa memasuki debu rumah sebagai bagian dari sel rambut atau kulit yang terlepas dari orang atau hewan peliharaan. Mitchell Lazar dari Institute for Diabetes, Obesity and Metabolism di University of Pennsylvania mengatakan bahwa penemuan tersebut harus dinilai sebagai ancaman awal dan perlu diperhatikan beberapa hal mengenai bagaimana penemuan tersebut diinterpretasikan.

 

Sumber:

sciencedaily.com

who.int

Exit mobile version