Site icon Labsatu News

Flourin Dalam Air Mineral dan Efek Sampingnya Terhadap Tubuh

Flourin Dalam Air Mineral dan Efek Sampingnya Terhadap Tubuh

Beberapa bulan lalu terdapat berita mengenai kandungan fluoride dalam air minum yang dikatakan dapat menyebabkan kanker, turunnya IQ dsb. Apa sih Fluoride itu? Apakah benar benar ada fluoride dalam air mineral itu? Apakah aman untuk dikonsumsi?

Flouride merupakan suatu elemen yang di alam dia tidak bebas karena sifatnya yang sangat reaktif. Didalam bumi sendiri terdapat flour sekitar 0.3g/kg dan keadaannya pun tidak bebas, melainkan bersatu dengan unsur lainnya seperti mineral-mineral dalam air. Biasanya senyawa tersebut dalam keadaan yang aman seperti NaCl dalam kadar yang cukup rendah serta terdapat juga CaCl2 dan sebagainya.

Air tanah yang berasal dari pegunungan biasanya yang diproses menjadi air minum sehari-hari. Biasanya di daerah tropis seperti di Indonesia kadar flouridenya adalah 30 mg/L. Tingginya kadar tersebut dapat juga disebabkan karena adanya fluoriasi pada air, limbah industri yang dibuang di dekat sumber mata air tersebut. Fluoride sendiri sebenarnya dikonsumsi oleh manusia selain dari air minum seperti susu, garam dapur, obat kumur, pasta gigi. Fluoride sendiri membantu menggantikan ion hidroksida yang terdapat di senyawa anorganik dari gigi manusia berupa hidroksiapatit Ca10(PO4)6OH2 yang membuat gigi menjadi kuat. Tetapi menurut WHO manusia cukup mengkonsumsi 0,7 mg/L dengan maksimal 1,5 mg/L. Jika kadar tersebut terlalu tinggi dan dalam jangka waktu yang panjang, maka dapat menyebabkan gigi menjadi rapuh atau yang disebut skeletal fluorisis. Air minum dengan kadar fluor yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Selain rapuhnya gigi jika dikonsumsi secara langsung dengan kadar yang tinggi maka dapat menyebabkan, muntah, diare, keletihan, pusing bahkan kematian. Fluoride sendiri menyerang pada tubuh dalam 3 hal diantaranya :

  1. Fluorisis Sketal atau yang menyerang tulang secara langsung seperti terjadinya osteoporosis, defisiensi kalsium, dan tulang yang rapuh
  2. Fluorisis gigi yang menyerang kesehatan gigi seperti menyebabkan karies pada gigi
  3. Fluorisis non-sketal fluorida ini menyerang otak, otot, ginjal, testis, ovum dll. Yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan jaringan tersebut.

Sebelum masuk kembali ke air minum, apakah kalau gitu sikat gigi menjadi berbahaya? Tentu saja Tidak! Sikat gigi harus dengan minimal 2 kali sehari. Konsentrasi fluoride dalam pasta gigi sekitar 1 mg F/g. Angka tersebut sesuai standar, sehingga aman jika melakukan sikat gigi dengan pasta gigi pada umumnya, karena pada kadar yang telah ditentukan fluorin dapat menghambat proses demineralisasi gigi dan proses remineralisasi pada gigi dan membuat gigi menjadi bersih.

Lalu bagaimana dengan air minum? Tenang saja. Indonesia melalui BPOM telah menetapkan SNI air minum dalam kemasan tidak boleh lebih dari 1 mg/L. Rata-rata air minum yang telah dipasarkan di Indonesia sebelumnya telah diuji di BPOM sehingga air minum tersebut aman untuk dikonsumsi karena telah memiliki izin. Tapi jangan menjadi takut atau males untuk minum air putih dikarenakan khawatir kadar flourin. Didalam tubuh kita, flourin dapat di eksreksi melalui urin yang telah disaring didalam ginjal, dan juga dapat keluar melalui feses, dan keringat. Anjuran meminum 8 gelas/hari pun merupakan anjuran yang baik. Jadi dengan berita bahwa air minum banyak fluorin yang membuat bodoh, kanker sebenarnya kurang benar karena tubuh kita juga memerlukan flourin dengan jumlah tidak lebih dari 1,5 mg/L.

Sumber :

Lutfi, Drs. Ahmad, Dkk. 2016. Kimia Anorganik Unsur Unsur Golongan Utama. Surabaya:Unipress

http://eprints.undip.ac.id/44872/3/Selly_Apriani_Lestari_22010110110039_BAB_2_KTI.pdf

WHO. “ Flouride in Drinking Water”. Diakses pada tanggal 3 Maret 2018 pukul 08.34. http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/chemicals/fluoride.pdf

Widana, Gede Agus Beni dkk. 2014. Analisis ion Fluorida (F) dalam air minum kemasan, PAM dan Mata Air di Wilayah Kecamatan Buleleng Bali. Seminar Nasional Kimia UNS. Hal 536- 542

Exit mobile version