Hingga dewasa ini, kanker masih menjadi problematika dalam dunia kesehatan. Berbagai treatment pengobatan terus dicoba lakukan. Mulai dari tindakan pengobatan dan terapi hingga operasi pengangkatan atau pemotongan organ. Namun sampai saat ini, pengobatan kanker masih dinilai belum menemukan treatment yang sesuai. Terutama kanker payudara yang menghantui kaum wanita.
Menurut World Health Organitation (WHO), kanker payudara merupakan jenis kanker pembunuh wanita tertinggi di dunia setelah kanker paru-paru. Di Indonesia, pada tahun 2013, penyakit kanker payudara menempati urutan kedua.
===========
Baca Juga:
WASPADA! KURANG TIDUR PACU SERANGAN JANTUNG
CEGAH KERIPUT DAN KANKER KULIT DENGAN TOMAT
===========
Diketahui berdasarkan data tahun 2013 dari Data Riset Kesehatan Dasar, Badan Litbangkes dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, penderita kanker payudara di Indonesia mencapai 61.682 penderita. Dengan estimasi jumlah penderita kanker tertinggi di Jawa Tengah sebesar 11.511 penderita dan terendah di Papua Barat sebanyak 80 penderita.
Belakangan ini, para peneliti telah menemukan sebuah tanaman yang diyakini mampu membunuh hingga 98% sel kanker payudara dalam waktu yang relatif singkat. Kurang dari 16 jam.
Mulanya, tanaman yang dipercaya akan membawa perubahan positif bagi penderita kanker ini merupakan obat anti-malaria. Tanaman yang tumbuh di daerah subtropis ini diketahui sebagai antimalaria yang sangat kuat. Lalu sekarang, ternyata tanaman ini juga berkhasiat sebagai anti-kanker yang terbilang ampuh.
Photo: Keystone/Science Photo Library, Scott Bauer/Montage: ETH Zurich (www.ethz.ch)
Tanaman yang dimaksud adalah Artemisia annua atau apsintus yang berasal dari dataran Cina. Para ilmuwan, Henry Lai dan tim mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah penelitian mereka yang berjudul “Targeted treatment of cancer with artemisinin and artemisinin-tagged iron-carrying compounds”.
Tim peneliti yang berasal dari University of Washington, Department of Bioengineering, Seattle, ini membuktikan bahwa artimisinin yang terkandung dalam tanaman yang memiliki nama lain wormwood plant ini menyebabkan sel kanker mengalami apoptosis (mati dengan sendirinya).
Namun meskipun begitu, Food and Drug Administration Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak menyetujui penggunaan artemisinin untuk pengobatan penyakit, seperti dikutip dalam lamanya depts.washington.edu pada Agustus 2015. Penelitian tentang artemisinin dan kanker masih terbilang cukup baru, perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar lebih berhati-hati.
Terlepas dari pemanfaatan artimisinin sebagai antikanker yang masih harus terus diteliti dan dikembangkan lebih jauh, ada cara lain yang bisa Anda coba dalam mengobati kanker payudara tanpa operasi. Salah satunya yaitu dengan alat terapi kanker berbasis listrik statis. Alat ini merupakan temuan seorang peneliti Indonesia yang bernama Dr. Warsito P. Taruno, M.Eng.
Sumber foto: jpnn.com
Peneliti yang pernah berkarier sebagai dosen di Shizuoka University, Jepang, ini telah berhasil dikenal hingga ke luar negeri. Seperti rumah sakit besar di India yang memesan sejumlah alat terapi kanker payudara ciptaannya. Sejumlah dokter Belgia juga menyatakan keinginannya untuk menggunakan alat pembunuh kanker temuan Dr. Warsito tersebut.
Jadi, selain dengan alternatif pemanfaatan artimisinin sebagai obat atau terapi pembunuh sel kanker payudara, Anda bisa mencoba alat terapi berbasis listrik statis buatan anak negeri.
BACA JUGA:
UNTUK PERTAMA KALINYA. PARA ILMUWAN BERHASIL MENUMBUHKAN ORGAN DI TUBUH MAKHLUK HIDUP
ANAK NAKAL PUNYA PENGHASILAN LEBIH TINGGI SAAT DEWASA NANTI??
14 MAKANAN LEZAT INI DIBUTUHKAN UNTUK PERKEMBANGAN OTAK ANAK ANDA