Labsatu News

Ini Dia ‘Kenakalan’ Masa Kecil Yang Ternyata Bagus untuk Otak

Untuk otak

Berlarian ke sana-kemari, naik-turun bangku, meja bahkan memanjat pohon di pekarangan rumah. Semua tingkah polah tidak bisa diam semasa kecil membuat orang tua kerap khawatir. Tentu masih melekat dibenak Anda, bagaimana orang tua menginginkan anaknya duduk diam, tidak pecicilan. Namun, ‘kenakalan’ masa kecil tersebut bisa jadi bagus untuk otak lho.

Atau hal tersebut pun kini dipraktekan kepada anak-anak Anda? Meminta mereka menurut, diam dan duduk manis. Duh, sayang sekali jika Anda melakukan hal itu kepada sang buah hati. Apalagi jika hal tersebut terjadi di masa tumbuh kembang anak.

Ini Dia ‘Kenakalan’ Masa Kecil Yang Ternyata Bagus untuk Otak

Tingkah tidak bisa diamnya seorang anak terkadang ternilai sebagai sebuah ‘kenakalan’ yang harus dihentikan. Bisa jadi, kekhawatiran yang muncul itu memang wajar. Orang tua takut anaknya terjatuh, luka bahkan mengalami hal lain yang tidak diinginkan. Tapi tahukah Anda, aktifitas yang ternilai ‘nakal’ itu ternyata bermanfaat untuk otak sang anak lho.

Baca : Bagaimana Hormon Oksitosin Membuat Ibu Merespon Kebutuhan Anak?

Para peneliti University of North Florida (UNF) yang memfokuskan studinya pada proprioceptively dynamic activities. Studi tentang kegiatan atau aktivitas yang melibatkan persepsi bersamaan dengan koordinasi dan erat kaitannya terhadap memori kerja otak.

Propriosepsi merupakan kemampuan untuk merasakan posisi tubuh dan gerakan dalam ruangan. Contoh nyata dari propriosepsi adalah bagaimana seseorang yang memejamkan mata atau berada di tempat gelap namun dapat menyentuh anggota tubuhnya dengan tepat jika diminta.

Studi ini dilakukan untuk melihat apakah aktivitas yang melibatkan propriosepsi seperti memanjat pohon bisa meningkatkan memori kerja. Dalam studi ini. Ross Alloway selaku pemimpin studi merekrut partisipan berusia 18 sampai 59 tahun dan membaginya menjadi tiga kelompok.

Semua partisipan diukur tingkat memori kerjanya. Kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok diminta terlibat aktivitas seperti memanjat pohon atau halang rintang. Dua kelompok lainnya sebagai pembanding diminta melakukan yoga atau kelas biasa untuk tahu apakah belajar informasi baru juga dapat meningkatkan kemampuan untuk otak anak.

Baca : Anak Nakal Punya Penghasilan Lebih Tinggi Saat Dewasa Nanti??

Hasil dari studi ini menunjukan bahwa mereka yang melakukan aktivitas propriosepsi selama dua jam mengalami peningkatan memori kerja dramatis sampai 50%. Studi yang telah dipublikasi di jurnal Perceptual and Motor Skill ini mengatakan latihan propriosepsi mungkin membuat memori kerja lebih terstimulasi karena seseorang harus terus menyesuaikan diri dengan perubahan medan sekitar.

“Riset ini menunjukkan bahwa dengan melakukan aktivitas yang membuat kita berpikir, kita dapat melatih pikiran sekaligus juga fisik,” ujar Alloway dikutip dari UNF.edu.

“Dengan mengambil istirahat dari kegiatan sehari-hari untuk melakukan kegiatan tak terduga yang mengharuskan kita secara sadar menyesuaikan tubuh, kita dapat meningkatkan memori kerja lebih baik,” tambahnya.

Studi yang dilakukan pada orang dengan rentang usia 18-59 tahun ini menunjukan adanya peningkatan memori kerja pada mereka yang melakukan kegiatan tak terduga sehingga mengharuskan diri untuk terus menyesuaikan dengan kondisi medan. Sekarang coba Anda bayangkan jika hal tersebut sudah dilakukan oleh sang buah hati di masa tumbuh kembangnya. Sebuah aktifitas tidak bisa diam yang ternilai atau tercap ‘nakal’ ternyata bermanfaat untuk otak sang anak.

Baca Juga :

Agar Menjadi Komunikator Yang Baik, Dengarkan Anak Berbagai Macam Bahasa Dari Bayi
Bahaya! Jangan Tidur Dengan Lampu Menyala!
7 Bahaya Minum Air Es

 

Exit mobile version