Bohong
Di jaman yang serba tak menentu dan penuh dengan intrik serta pencitraan seperti ini, akan sangat membantu ketika Anda bisa mengetahui berbagai fakta sebenarnya. Tentang apa yang seseorang sembunyikan atau tutupi. Berbagai kenyataan atau kebenaran yang coba mereka hindari, sebuah kebohongan. Jangan bohong karena otak Anda punya lie detector lho.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi kebohongan salah satunya dengan melihat gelagat lawan bicara Anda. Apakah ia menghindari kontak mata, menggaruk bagian tertentu seperti telinga yang padahal tidak gatal, memegang hidung atau mengubah pola bicara. Jika rekan bicara Anda melakukan hal yang demikian maka dapat diduga bahwa ia tengah bicara tidak jujur.
Baca : Ekstrak Teh Hijau Meningkatkan Memori Otak
Selain dari gelagat tubuh atau tingkah laku, Anda pun dapat mengetahui ketidak-jujuran seseorang dengan cara yang lebih canggih. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford mengungkapkan hal tersebut.
Para ilmuwan menemukan sebuah bagian di otak yang ternyata mengungkapkan bahwa otak kita bereaksi ketika akan dibohongi. Bagian otak ini akan beraksi ketika Anda memprediksi kapan seseorang akan bohong.
Manusia memiliki kemampuan untuk membayangkan, mengira-ira ataupun memprediksi apa yang orang lain pikirkan dan belajar dari kebiasaan sosial mereka. Hal ini akan memberikan sebuah petunjuk pada Anda.
“Kami berusaha menemukan bagian tertentu dari otak yang mengungkapkan tentang pembelajaran sosial,” ujar ketua tim peneliti Matthew Rushworth.
Dengan mengambil sejumlah relawan yang kemudian diberikan perlakuan. Para ilmuwan ingin melihat bagaimana reaksi otak seseorang ketika ia berada pada kondisi ‘waspada’. Untuk mengetahui hal tersebut, para ilmuwan memindai otak mereka.
Baca : ‘Remajakan’ Otak Anda Dengan Ini!
Jika para relawan mengira dan berpikir bahwa mereka tidak dibohongi, aktivitas otaknya tetap rendah. Namun ketika relawan berpikir bahwa mereka dibohongi, maka aktivitas korteks prefrontal dorsomedial (DPFC) yang terletak di dekat bagian otak depan akan mengalami peningkatkan secara dramatis. Tetapi ketika kecurigaan mereka terbukti salah, aktivitas otak akan berubah kembali.
Penelitian ini menyebutnya sebagai ‘teori pikiran’ yang memungkinkan kita mengukur bagaimana reaksi atau perasaan orang lain tentang sebuah kondisi yang mengantarkan mereka pada fase ‘waspada’ atau curiga. Pemetaan bagian otak yang berperan dalam hal ini telah ditemukan dengan menggunakan scan MRI pada otak para relawan.
Meningkatnya kesalahan atau kekeliruan perlakuan dari bagian otak ini akan dapat menyebabkan seseorang dipenuhi dengan kecurigaan, kewaspadaan dan bahkan dapat menyebabkan prilaku paranoid.
Baca Juga :
Ini Dia ‘Kenakalan’ Masa Kecil Yang Ternyata Bagus untuk Otak
Ini Manfaat Posisi Tidur Menyamping Bagi Detoksifikasi Otak
14 Makanan Lezat Ini Dibutuhkan Untuk Perkembangan Otak Anak Anda