Sains

Komorbiditas Dan Polifarmasi : Pertimbangan Pemberian Obat Bagi Lansia

Pemberian Obat Bagi Lansia

Berbicara tentang orang lansia (lanjut usia), tentu kita akan terpikir dengan sosok nenek atau kakek yang secara fisik sudah berbeda dari usia dewasa pada umumnya. Perubahan fisik seiring bertambahnya usia memang hal yang pasti terjadi pada manusia. Bahkan, tidak hanya secara fisik saja yang berubah, melainkan juga secara psikologis atau untuk hal-hal fisiologis yang tidak dapat kita lihat secara kasat mata, kecuali dengan melakukan pengujian-pengujian khusus seperti uji laboratorium untuk melihat komposisi zat di dalam tubuh. Nah, perubahan-perubahan inilah yang menyebabkan kondisi para lansia berbeda dengan orang dewasa. Tentu, perlakuan yang diberikan kepada lansia, khususnya dalam hal medis pun harus berbeda dengan usia dewasa, apalagi untuk pemberian obat. Maka dari itu, pemberian obat bagi lansia perlu memperhatikan hal-hal terkait perubahan tersebut.

Baca :  Logo Pada Kemasan Obat

LANSIA BERBEDA DENGAN DEWASA

Penuaan dapat merubah fungsi fisiologi organ dan komposisi tubuh seseorang. Perubahan ini sangat mempengaruhi proses-proses yang terjadi di dalam tubuh pasien lansia. Segala perlakuan yang diberikan kepada pasien lansia terkait sistem tubuhnya tentu harus berbeda dengan pasien dewasa. Perlu ada penyesuaian dan pertimbangan agar kondisi pasien lansia dapat menerima perlakuan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dengan respons yang baik.

Komorbiditas Dan Polifarmasi : Pertimbangan Pemberian Obat Bagi Lansia

Dalam hal kesehatan, perbedaan perlakuan yang perlu diperhatikan dan sangat berpengaruh secara signifikan tersebut adalah terkait pemberian obat-obatan karena proses masuknya obat ke dalam tubuh akan melewati beberapa fase yang sangat dipengaruhi oleh fungsi fisiologi organ. Bila pemberian obat telah sesuai dengan kondisi pasien lansia tersebut, maka akan didapatkan efek obat yang diharapkan. Namun, jika penyesuaian gagal dilakukan, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan pasien lansia.

FAKTOR DALAM MEMPERTIMBANGKAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN LANSIA

Komorbiditas Dan Polifarmasi : Pertimbangan Pemberian Obat Bagi Lansia

Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemberian obat bagi lansia yakni komorbiditas dan polifarmasi. Apa itu komorbiditas dan polifarmasi? Komorbiditas merupakan penyakit penyerta atau gangguan fisiologis di dalam tubuh, selain dari penyakit utama pasien, dan dapat mempengaruhi proses masuknya obat ke dalam tubuh. Keberadaan komorbiditas ini banyak ditemui pada pasien lansia karena pasien lansia memiliki risiko lebih besar terkena penyakit dengan kondisi kronis (terjangkit penyakit dalam waktu yang lama). Penyakit yang cukup lama berada di dalam tubuh dan tidak segera teratasi, dapat memicu munculnya penyakit-penyakit baru atau gangguan kesehatan lainnya. Hal ini akan memperberat proses pengobatan pasien.

Sedangkan, polifarmasi adalah kecenderungan penggunaan banyak obat (umumnya 5 macam obat atau lebih) pada pasien. Penggunaan obat yang banyak secara bersamaan berpotensi memunculkan interaksi antar obat yang efeknya bisa saja merugikan pasien. Kedua faktor ini dapat menurunkan tolerabilitas dan meningkatkan reaksi efek samping dari obat. Maka dari itu, perlu kehati-hatian dan perhitungan khusus dalam pemberian obat bagi lansia.

REKOMENDASI DALAM PEMBERIAN OBAT YANG EFEKTIF BAGI PASIEN LANSIA

Walaupun tidak selalu penurunan dosis obat menjadi solusi dalam pemberian obat yang efektif bagi pasien lansia, namun umumnya cara ini adalah yang paling banyak digunakan oleh tenaga kesehatan dalam menyesuaikan kondisi pasien lansia. Kinerja organ yang mulai menurun dan proses metabolisme yang mulai melambat, membuat pasien lansia lebih sensitif terhadap kadar obat yang masuk ke dalam tubuhnya. Maka dari itu, dalam memulai penggunaan suatu obat, hendaknya menggunakan dosis rendah terlebih dahulu. Jika dosis tersebut masih belum menunjukkan efektivitasnya, maka dapat dinaikkan secara perlahan. Hal ini dapat mencegah terjadinya toksisitas obat pada pasien lansia.

Komorbiditas Dan Polifarmasi : Pertimbangan Pemberian Obat Bagi Lansia

Rekomendasi lain yang patut dipertimbangkan bagi pasien lansia adalah penyederhanaan pemberian dosis obat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan minum obat. Berdasarkan hasil penelitian, 50% dari pasien lansia tidak patuh terhadap aturan minum obat, baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Alasan yang sering dijumpai pada ketidakpatuhan ini adalah karena pasien lansia cenderung mudah lupa untuk minum obat. Maka, perlu dipertimbangkan pemilihan obat yang frekuensi penggunaannya jangka panjang, misalnya obat yang hanya digunakan satu kali sehari.

Baca : 5 Kebiasaan Buruk Saat Minum Obat

Selain itu, dapat dilakukan pula upaya pemberian penggunaan obat harian, yang diistilahkan sebagai UDD (Unit Dose Dispensing), dimana berbagai jenis obat dikelompokkan berdasarkan waktu penggunaannya dan diberi label atau tanda kapan obat tersebut harus digunakan. Pengelompokkan tersebut dapat menggunakan kotak atau plastik klip yang telah diberi label waktu penggunaan sehingga pasien tidak bingung dalam menentukan obat yang harus diminum pada satu waktu tertentu, mengingat cukup banyak obat yang harus diminumnya. Tentu saja upaya ini perlu dibantu oleh keluarga atau tenaga kesehatan (khususnya apoteker) agar proses pengobatan dapat terpantau secara baik.

Dalam menjalankan proses pengobatan bagi lansia tentu membutuhkan usaha yang lebih dibandingkan dengan pasien dewasa. Namun, hal ini tidak akan terasa memberatkan jika kita tahu tujuan dan manfaat yang akan kita dapatkan. Keberhasilan suatu terapi pengobatan merupakan hal yang sangat mahal. Maka dari itu, kesabaran, kedisiplinan, dan kehati-hatian harus terus dijaga dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien lansia.

 

Baca Juga :

Apa sih obat dumolid itu?
Jamur Sebagai Obat Kanker Yang Ampuh
Obat Kanker Menggunakan Bumbu Dapur?

Article written by Elsa Labsatu

SHARE YOUR LIFE SCIENCE