Lensa yang Dapat Mengurangi Minus Pada Mata
Miopia atau rabun jauh diperkirakan mempengaruhi sekitar satu dari tiga individu secara global. Pada tahun 2050, sekitar 50 persen populasi dunia kemungkinan akan menderita rabun jauh. Miopia tinggi dapat menyebabkan komplikasi retina. Kasus yang serius bisa menjadi pelepasan retina yang dapat menyebabkan kebutaan permanen atau gangguan penglihatan. Miopia biasanya diatasi dengan menggunakan kacamata minus untuk membantu seseorang melihat objek pada jarak jauh.
Para peneliti dari Hong Kong Polytechnic University (PolyU) telah mengembangkan lensa yang dapat memperlambat perkembangan miopia pada anak-anak. Dalam penelitian ini, para peneliti yang dipimpin oleh Profesor Carly Lam dan To Chi-ho dari School of Optometry di PolyU mendesain Defocus Incorporated Multiple Segments (DIMS) Spectacle Lens yang dapat mengoreksi miopia dan astigmatisme.
Berbeda dengan lensa kacamata konvensional, DIMS Spectacle Lens atau Lensa Spectacle DIM dirancang untuk memperbaiki miopia dengan lebih baik dan memperlambat perkembangannya. Lensa Spectacle DIM terdiri dari zona optik pusat yang dikelilingi oleh beberapa segmen defokus miopia konstan. Secara bersamaan Lensa Spectacle DIM, memberikan visi yang jelas dan defokus rabun untuk pemakainya pada semua jarak pandang. Lensa tersebut menggunakan mekanisme homeostatik yang dikenal sebagai emmetropization, di mana bola mata dapat menyesuaikan untuk menerima gambar yang terfokus.
Baca : FDA Setujui Lensa Kontak Penangkal Sinar Matahari
Dengan Lensa Spectacle DIM, peneliti dapat memasukkan banyak lensa-mikro ke seluruh permukaan lensa mata. Ketika mata bergerak di sekitar daerah yang berbeda dari lensa kacamata, mata masih mengalami sejumlah defek miopia yang konstan.
Sebanyak 160 anak-anak Cina berusia 8 hingga 13 tahun, dengan miopia dari 1 hingga 5 dioptri (D), dan astigmatisme dan anisometropia 1,5 D atau kurang menyelesaikan uji klinis acak buta ganda dari Agustus 2014 hingga Juli 2017.
Hasilnya, anak-anak yang memakai Lensa Spectacle DIM telah mengalami penurunan miopia sebesar 59 persen dan menunjukkan pemanjangan aksial sebesar 60 persen dibandingkan dengan mereka yang memakai lensa visi tunggal. Selain itu, uji coba klinis juga menunjukkan bahwa 21,5 persen anak-anak dalam kelompok perlakuan tidak memiliki perkembangan miopia, dibandingkan dengan 7,4 persen anak-anak dalam kelompok kontrol.
Sumber: www.asianscientist.com