Kamu mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)? Berarti Kamu harus makin bangga dengan almamater nih! Sebenarnya banyak sih yang bisa Kamu banggakan dari ITS. Secara, ITS juga termasuk salah satu kampus terbaik di Indonesia. Tapi, Kamu juga mesti bangga dengan salah satu capaian prestasi tingkat internasional yang berhasil disabet oleh dosen ITS yang satu ini!
Adalah Sri Fatmawati S.Si, MSc, PhD, dosen FMIPA ITS, yang berhasil menyabet penghargaan sebagai Peneliti Wanita Terbaik Dunia. Penghargaan yang diserahkan pada 13 Februari 2016 dalam acara Gender & Minorities Networking Breakfast at the American Association for the Advancement of Science (AAAS) Annual Meeting di Washington DC, ini diberikan sebagai bentuk pengakuan terhadap penelitian yang potensial bagi dunia kesehatan dan ekonomi.
Sumber foto: aaas.org
Dosen berdarah Madura ini berhasil menjadi salah satu pemenang dari lima peneliti wanita terbaik dalam acara “The 2016 Elsevier Foundation Awards for Early Career Women Scientists in the Developing World” di Washington DC, Amerika Serikat.
Sumber foto: usnews.com
Selain Sri Fatmawati, ada empat peneliti lain yang juga menjadi pemenang penghargaan tersebut yaitu Sushila Maharjan PhD dari Nepal, Magaly Blas PhD dari Peru, perwakilan Uganda ada Etheldrera Nakimuli?Mpungu PhD dan dari Yaman dimenangi oleh Ghanya Naji Mohammed Al-Naqeb PhD.
Baca Juga:
Sampah Plastik Meningkat Signifikan, Pemerintah Keluarkan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar
Manfaat Minum Air Putih di Pagi Hari
Bagian-Bagian Autoclave dan Fungsinya
Sebuah kebanggaan yang mengagumkan karena penghargaan ini bukanlah yang pertama kali diraih oleh wanita yang akrab dipanggil Fatma ini. Sebelumnya, Ia juga telah meraih beberapa penghargaan tingkat internasional seperti penghargaan dalam acara International Fellowship L’Oreal for Women in Science 2013 di Prancis.
Bukan hanya itu saja, wanita berkerudung ini juga menjadi medapat penghargaan peneliti muda dibidang Kimia dan Ilmu Spektroskopi. Penelitian Fatma tentang penggunaan ekstrak berbagai tanaman Indonesia (obat tradisional Indonesia) untuk komplikasi anti-diabetik membawanya sebagai salah satu penerima penghargaan tersebut. Penelitian anti-diabetik ini berhasil meraih penghargaan Early Chemist di Honolulu, AS dalam acara kongres Kimia Internasional Pasifik Basin.
(Wajib Baca: Ini Dia! Daftar Produk Bersertifikat Halal MUI Terbaru)
Bukan hanya itu saja, dosen yang bergelut dibidang Kimia ini juga berhasil meraih penghargaan dalam acara International Fellowship L’Oreal for Women in Science 2013 di Prancis.
Dengan adanya penghargaan ini, semoga akan lebih memperkuat dan memberikan visibilitas serta kesempatan jaringan kerja baru yang lebih luas. Selain itu, dengan adanya penobatan peneliti wanita terbaik dunia dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi seluruh perempuan terutama di Indonesia untuk meningkatkan keahlian ilmiahnya.
Luar biasa ya dosen ITS yang satu ini! Ibarat Karini masa kini. So, buat Kamu anak ITS ataupun yang berasal dari kampus lain, jangan mau kalah dengan prestasi Bu Dosen yang satu ini ya! Mari majukan dunia pendidikan dan penelitian Indonesia.
Baca Juga:
Sel Punca Pertama Indonesia Bersiap Diujikan pada Manusia
Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
Hubungan Virus Zika dan Microcephaly yang Harus Anda Cermati