Mengapa Daging Olahan Memicu Timbulnya Kanker Payudara ?
Kesehatan

Mengapa Daging Olahan Memicu Timbulnya Kanker Payudara ?

Mengapa Daging Olahan Memicu Timbulnya Kanker Payudara ?

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer menunjukan bahwa wanita yang sering memakan daging olahan berisiko 9% lebih tinggi terkena kanker payudara. World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menyampaikan bahwa daging olahan seperti ham, sosis, salami, bacon dan frankfruts dapat memicu munculnya kanker. Adapun daging olahan tersebut dapat berasal dari daging sapi, domba, dan babi.

Peneliti menemukan bahwa konsumsi tinggi daging olahan (sekitar 25-30 gram sehari) dikaitkan dengan 9 persen peningkatan risiko kanker payudara dibandingkan dengan mereka yang makan dengan jumlah rendah (0 -2 gram sehari).

Cancer Council Australia merekomendasikan orang-orang untuk membatasi atau menghindari konsumsi daging olahan. Hal itu disebabkan karena daging olahan cenderung memiliki kandungan lemak, garam dan nitrat yang tinggi.

Selain dapat memicu kanker payudara, mengonsumsi daging merah juga diketahui dapat memicu munculnya kanker usus, lambung, dan prostat. Namun, makan ikan dapat membantu mengurangi risiko kanker usus, payudara dan prostat.

Baca : Mengkonsumsi Daging Merah dan Olahannya dapat Memicu Penyakit Hati

Bagaimana Daging Dapat Memicu Munculnya Penyakit Kanker ?

Daging dapat meningkatkan risiko munculnya kemungkinan kanker karena bahan kimia yang terbentuk selama proses pencernaan diketahui dapat merusak sel-sel yang melapisi usus. Faktor lainnya yang dapat memicu munculnya kanker yaitu kandungan lemak. Selain itu, cara daging tersebut diproses atau dimasak, dan juga kecenderungan orang yg mengonsumsi daging kurang memakan buah dan sayuran atau gandum utuh juga memicu timbulnya kanker.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daging yang dibakar hingga hangus dapat bersifat karsinogenik  (menyebabkan kanker). Amina heterosiklik merupakan suatu zat yangterbentuk dalam makanan yang dimasak pada suhu tinggi dan menghitam atau hangus.

Penelitian pada hewan menunjukan bahwa senyawa amina heterosiklik bersifat karsinogenik Namun demikian, penelitian pada manusia belum menunjukan hasil yang jelas. Oleh karena itu, sebaiknya, daging jangan dipanggang terlalu lama. Agar lebih sehat, sebaiknya daging dimasak dengan cara direbus atau dipanaskan dengan microwave dibandingkan harus dimasak dengan suhu tinggi seperti digoreng atau dipanggang.

 Baca : Risiko Terkena Diabetes Meningkat Akibat Konsumsi Daging Merah dan Unggas ?

Berapa banyak daging yang harus saya makan?

Daging merah tanpa lemak dapat menjadi sumber penting zat besi, seng, vitamin B12 dan protein. Kita tidak perlu menghilangkan konsumsi daging sepenuhnya, tetapi kita perlu megurangi porsi dan mengolahnya dengan cara yang tepat.

Cancer Council Australia merekomendasikan untuk mengkonsumsi daging kurang dari 700 gram (berat mentah) daging merah per minggu untuk mengurangi risiko kanker. Hindari mengkonsumsi lebih dari 455 g daging merah per minggu. Untuk mengurangi konsumsi daging, pilihlah potongan daging atau ayam tanpa lemak. Selain itu, perbanyaklah konsumsi ikan dan makanan nabati seperti buah, sayuran, dan sereal gandum utuh.

 Sumber : www.nytimes.com

 

Baca : Konsumsi Daging Sapi dan Susu Impor Picu Penyakit Rematik ?