Site icon Labsatu News

Mengapa Energi Pikiran Selalu Berkaitan dengan Hukum Law of Attraction ?

Energi Pikiran dan Hukum Law of Attraction

Tidak semua orang percaya tentang ilmu daya tarik-menarik, atau kita mengenalnya dalam istilah Bahasa Inggris sebagai hukum “Law of Attraction”. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Ya, karena orang-orang pada umumnya lebih tertarik pada pemikiran realistis dan logika yang langsung pada titik pencerahan, sedangkan hukum tarik-menarik membutuhkan praktek yang hasilnya mungkin bagi mereka dapat terbilang 50-50, yaitu bisa jadi berhasil, bisa jadi tidak.

Berbicara dari kacamata sains, daya tarik-menarik atau Law of Attraction ini termasuk hal yang berkaitan dengan prinsip energi dan medan magnet. Mencakup banyak hal yang dapat juga dibilang filosofis saat konsep ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dunia sains, ada juga yang dikenal dengan istilah Pseudo-Science, yaitu ilmu sains yang konsepnya belum memiliki landasan fakta yang dapat dibuktikan. Demikian juga dengan hukum daya-tarik menarik, walaupun kita pernah merasakannya juga dalam kehidupan sehari-hari, namun konsep ini juga masih diragukan oleh beberapa pihak yang berpikir realistis.

Pernahkah kita memikirkan sesuatu dan ternyata hal itu datang dihidup kita? Contoh sederhananya seperti ini; saat kita sangat lapar dan ingin makan bakmi, tiba-tiba ada tukang bakmi yang lewat di depan rumah. Apakah ini suatu kebetulan semata, ataukah ada alasan ilmiahnya?

Sebenarnya apa yang benar-benar terjadi dibalik hukum Law of Attraction? Secara gamblang, artinya suatu subjek mengeluarkan gelombang energi ke alam semesta, yang pada saat gemanya memantul akan mengembalikan vibrasi yang serupa dengan apa yang dikirimkan. Arti sederhananya, kita akan menerima apa yang kita keluarkan.

Pemahaman tentang hukum Law of Attraction beda tipis dengan pepatah “anda akan memanen apa yang anda tanam”, karena hukum ini lebih menekankan tentang gelombang energi, tentang gelombang apa yang anda keluarkan dari dalam pikiran contohya.

Ya, kecanduan berpikir positif dapat memberikan dampak yang baik bagi kehidupan kita. Jika kita mau meluangkan wadah di dalam kepala kita untuk banyak hal-hal positif, maka gelombang yang kita keluarkan akan memanggil dan menarik energi yang serupa dengan pikiran kita.

Seperti halnya di kutip dari buku The True Power of Water yang ditulis oleh Masaru Emoto;

Hal yang menarik adalah tempat-tempat yang biasanya digunakan oleh kelompok orang yang senang berbicara negatif, tampaknya juga menarik kelompok lain untuk melakukan hal yang sama. Boleh jadi, gelombang tiap kelompok beresonasi dengan gelombang kelompok lainnya. (Bab 4, hlm. 151)

Sebelumnya beliau bercerita bahwa ada beberapa karyawan di kantor tempatnya bekerja yang suka berkumpul bersama untuk bergosip. Beliau percaya dengan prinsip energi, atau ia menyebutnya dengan Hado; bahwa seseorang akan tertarik dengan daya magnet yang serupa dengannya. Sederhananya, jika seseorang lebih menyukai mengunjing tentang kehidupan orang, ia juga akan dipertemukan dengan orang-orang yang suka bergosip dan bergunjing, yang kemudian dapat menyebabkan resonasi gelombang pikiran menjadi negatif.

Masaru Emoto menyampaikan dalam penelitiannya tentang energi air, bahwa tidak hanya air yang dapat beresonasi dengan pikiran manusia, namun juga situasi dapat menghasilkan gelombang energi tertentu, sesuai dengan apa yang dilakukan, baik itu positif atau negatif.

Keberuntungan atau hoki, selain menjadi bagian dari takdir juga dapat ditarik dengan cara membiasakan diri berpikir positif. Karena pikiran positif berkesinambungan dengan hukam tarik-menarik. Tidak hanya rasa bahagia, pikiran positf dan pikiran baik juga dapat menarik banyak hal, seperti rejeki uang, rejeki didatangkan sahabat baik, ataupun jodoh idaman

Exit mobile version