Sains

Mesin Ini Dapat Membaca Pikiran Manusia Secara Audio Visual, Mirip Film Minority Report !

Mesin Pembaca Pikiran Manusia Seperti Dalam Film Minority Report

Semakin maju zaman, maka dunia sains dan teknologi juga semakin berkembang. Demikian juga dengan para ilmuwan yang sukses menemukan sebuah alat mesin yang dapat membaca pikiran seseorang, tidak hanya kata–kata, namun bentuk gambar yang sedang dibayangkan oleh seseorang juga dapat terlihat.

Penemuan ini mengingatkan kita dengan film “ Minority Report ” yang dirilis tahun 2002 silam. Konsep cerita yang mengusung tema yang sama, beberapa cenayang dipekerjakan secara paksa oleh pihak kepolisian untuk menangkap kelompok buronan. Metode yang digunakan kepolisian sama halnya dengan penemuan ini, yaitu menghubungkan alat mesin canggih ke otak manusia, yang pada saat dijalankan dapat menangkap gambaran audio dan visual. Bayangkan apa yang ada dibenak para cenayang itu saat disuruh mengungkap kasus kriminal. Ya, sangat menakjubkan!

Dilansir dari futurism.com, para ahli saraf di Universitas Toronto yang berlokasi di Scarborough telah menemukan suatu metode canggih yang dapat menciptakan serangkaian gambar – gambar yang dirasakan oleh otak manusia, alat yang digunakan berfungsi berdasarkan mesin pembaca dari electroencephalography atau yang disingkat sebagai EEG.

Mesin Ini Dapat Membaca Pikiran Manusia Secara Audio Visual, Mirip Film Minority Report !

“Pada saat kita melihat sesuatu, otak kita menciptakan gambaran persepsi mental, dimana ditangkap berdasarkan impresi mental pada objek yang dituju,” ucap Dan Nemrodov, seorang dokter pasca sarjana yang juga turut mengembangkan teknik tersebut, dia mengumumkan penemuan ini dalam sebuah jumpa pers. “Kami mampu menangkap persepsi mental ini dengan menggunakan alat EEG untuk mendapatkan gambaran ilustrasi langsung atas apa yang sedang terjadi di dalam otak saat proses analisis.”

Si subjek uji coba disini dihubungkan dengan alat mesin EEG dan dipertunjukkan sejumlah gambaran wajah. Gambaran – gambaran tersebut lalu dibuat ulang secara digital, persis seperti apa  yang dipikiran si subjek uji coba ini, dengan melalui teknik mesin tersebut untuk kemudian mencocokan aktivitas otak mereka dengan gambaran jenis rupa wajah tertentu.

Sebelumnya, penemuan ini sudah berhasil dicapai menggunakan functional magnetic resonance imaging, atau disingkat data fMRI, selain itu ada sisi keuntungan praktisnya dengan menggunakan alat EEG dalam melaksanakan operasi serupa.

Mesin EEG ini tergolong alat portable yang cukup umum bagi para peneliti, dan alat yang tidak terlalu mahal dibandingkan fMRI scanner.  Alat – alat mesin ini juga memiliki resolusi temporal yang baik, misalnya fMRI dapat menangkap gambar – gambar dalam waktu hitungan detik, sedangkan mesin EEG dapat melacak bagaimana sebuah gambar dapat berkembang dalam otak, dan hal itu dapat dianalisis dalam waktu milidetik saja. Cukup singkat dan sangat canggih, kan?

Walaupun kecanggihan alat EEG membuat banyak orang terpukau, namun ada juga beberapa orang yang meragukan kesesuaian pengaplikasian alat tersebut untuk digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Tentu saja Dan Nemrodov, salah satu orang yang mendukung penemuan ini sangat yakin dengan keberhasilan dan tingkat akurasi alat mesin EEG. Justru langkah selanjutnya adalah bagi para peneliti untuk mengembangkan dan memperluas proses sensor yang dapat menangkap pikiran otak diluar gambar – gambar sosok wajah saja.

Bagaimanapun suatu hal yang membuat kita takjub, pasti ada sisi hitam dan putihnya. Alat yang terlalu mutakhir mungkin dapat mendatangkan rasa “ngeri” bagi sebagian orang, terutama rasa ketakutan terhadap kecanggihan sebuah aplikasi mesin yang dapat “membaca pikiran” ini menjadi teknik yang sangat maju yang dapat merubah hidup banyak orang, terutama jika alat ini diperuntukan dan digunakan bagi orang – orang yang tidak memiliki kemampuan berbicara atau menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi.

Selain itu, dapat menyediakan pihak hukum dengan kemampuan dalam memberikan gambar apa yang sedang dilihat seseorang dalam pikirannya, dan hal ini tentu sangat efisien dan praktis, karena para detektif dan polisi tidak lagi susah menganalisis pernyataan saksimata demi mendengar kesaksian yang terlepas mengandung kejujuran atau kebohongan, dan saat menjelaskan deskripsi verbal tentang tampilan seseorang. Tidak usah repot lagi menyewa seniman untuk menggambar wajah sang buronan yang belum tentu mirip dengan sosok yang dituju. Tentunya dunia investigasi kriminal akan sangat berubah sistemasinya, persis seperti di film Minority Report yang diperankan si tampan Tom Cruise ini.