Olahraga Ketika Hamil Membuat Bayi Yang Dilahirkan Menjadi Cerdas
Para ilmuan dari University of Montreal mengungkapkan bahwa wanita yang berolahraga selama hamil melahirkan bayi yang lebih cerdas dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga selama hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang berolahraga selama kehamilan melahirkan bayi dengan tingkat perkembangan otak yang lebih baik. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran aktivitas listrik pada otak bayi.
Wanita yang aktif berolahraga selama hamil (setidaknya tiga sesi seminggu, tiap sesi 20 menit) melahirkan bayi dengan pola aktivitas otak yang lebih berkembang, terkait dengan kinerja mental yang lebih baik di kemudian hari. Menurut Elise Labonte-LeMoyne di University of Montreal, selain bermanfaat terhadap bayi yang dikandung, olahraga selama masa kehamilan juga membuat sang ibu merasa lebih baik dan mampu mengendalikan kenaikan berat badan.
Selanjutnya Labonte-LeMoyne peneliti dari Society for Neuroscience meeting di San Diego mengatakan bahwa bayi-bayi yang lahir dari ibu-ibu yang aktif secara fisik memiliki aktivasi otak yang lebih baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa otak mereka berkembang lebih cepat.
Bagaimana Olahraga Selama Masa Kehamilan Dapat Mencerdaskan Otak Bayi yang Dilahirkan ?
Wanita hamil yang terlibat dalam penelitian ini diminta untuk berolahraga di trimester pertama seperti bersepeda, berjalan, berlari atau berenang selama tiga sesi singkat seminggu higga sedikit kehabisan napas. Sementara sebagai kontrol, wanita hamil yang lainnya diminta untuk tidak berolahraga selama masa kehamilannya.
Kemudian peneliti mengamati aktivitas listrik di otak bayi yang dilahirkan oleh wanita yang terlibat dalam penelitian tersebut dalam 8 hingga 12 hari ketika mereka tidur. Ketika bayi-bayi tersebut tertidur serangkaian bunyi yang diselingi dengan suara yang berbeda dimainkan.
Lalu peneliti membandingkan aktivitas listrik di otak bayi yang dilahirkan oleh wanita yang berolahraga selama hamil dengan wanita yang selama kehamilannya tidak berolahraga. Para peneliti menemukan bayi yang lahir dari ibu yang berolahraga menunjukkan pola aktivitas otak yang lebih terlokalisir dalam menanggapi suara.
Meskipun bayi-bayi itu tertidur, pola dalam aktivitas otak mereka menunjukkan seberapa efisien mereka dapat membedakan antara suara lama dan baru. Otak yang lebih berkembang lebih mudah membedakan suara lama dibandingkan dengan otak yang kurang berkembang.
Bayi yang ibunya tidak berolahraga selama kehamilan menunjukkan tanggapan otak yang lebih menyebar terhadap suara. Proses pengenalan suara merupakan tahapan yang penting untuk melihat perkembangan otak mereka. Hal itu disebabkan karena kemampuan untuk membedakan suara adalah dasar dari pembelajaran untuk memahami suara dan berbicara.
Pada penelitian sebelumnya, peneliti juga telah mengamati hubungan antara olahraga selama kehamilan dengan perkembangan otak bayi yang dilahirkan pada tikus. Tikus yang lahir dari betina yang berolahraga selama kehamilan memiliki otak yang lebih tahan terhadap kondisi oksigen rendah.
Olahraga selama kehamilan mampu meningkatkan tingkat kekuatan seluler (mitokondria) pada otak tikus. Selain itu, olahraga selama kehamilan menghasilkan lebih banyak neuron yang baru lahir di hippocampus tikus, wilayah otak yang terlibat dalam pembelajaran dan memori.
Namun demikian, wanita hamil disarankan untuk tidak berolahraga begitu keras. Selain itu, wanita yang jarang berolahraga sebelum hamil disarankan untuk berolahraga tidak lebih dari tiga sesi seminggu dengan masing-masing sesi tidak lebih dari 15 menit. Kemudian baru ditingkatkan perlahan-lahan hingga empat sesi seminggu dengan masing-masing sesi tidak lebih dari setengah jam. Artikel selengkapnya dapat diakses melalui Theguardian.