Simbol Tanda Bahaya
Apapun pekerjaannya, pasti ada risiko yang mengikuti. Bentuk risiko yang kamu hadapi bisa beragam tergantung besarnya tanggung jawab yang harus kamu emban. Risiko yang dihadapi pun bisa berupa risiko material maupun immaterial. Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan simbol tanda bahaya yang ada di setiap tempat.
Termasuk kamu yang bekerja di berbagai jenis laboratorium, mulai dari laboratorium mikrobiologi, genetika, kimia, fisika ataupun fisiologi. Begitu juga untuk kamu para analis kesehatan ataupun yang bekerja di instansi kesehatan. Pokoknya, di laboratorium jenis apapun kamu bekerja pasti mengandung risiko tersendiri.
Tentunya kamu tidak ingin menangggung risiko akibat kecerobohan atau ketidak-tahuanmu tentang prosedur labsafety kan..? Salah satu bentuk prosedur labsafety adalah kamu harus mengenali tanda bahaya di laboratorium. Dengan mengenali simbol tanda bahaya di laboratorium, maka akan membuatmu lebih berhati-hati dalam bekerja. Selain itu, tanda bahya di laboratorium juga akan membantu kamu meminimalisir risiko yang tidak diinginkan.
Mempelajari simbol tanda bahaya di laboratorium bukan hanya bagian dari labsafety namun juga akan membantu kamu ketika bekerja di laboratorium. Misalnya, dengan mengetahui simbol ‘Berbahaya Ketika Basah’, maka kamu langsung menyimpannya di tempat yang kering dan terhindar dari air.
Nah.. Seberapa besar sih pengetahuan kamu tentang simbol-simbol tanda bahaya di laboratorium? Untuk mengingatnya, tidak ada salahnya LabSatu jelaskan ulang ya. Moga bisa kembali mengingatkan kamu tentang simbol-simbol berbahaya apa saja yang ada di laboratorium.
Jenis bahan berbahaya diklasifikasikan menjadi sembilan kelas oleh United Nations Economic Commission for Europe, yakni bahan mudah meledak, bahan gas, cairan mudah terbakar, padatan mudah terbakar, senyawa azo organik dan peroksida, bahan beracun, zat radioaktif, zat korosif, dan zat berbahaya lainnya.
1. Bahan Peledak (Explosives)
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan penanganan dengan baik sejak dalam penyimpanan. Simpan bahan bersifat ‘explosive’ dalam minyak parafin, hindari tempat lembab dan hindari benturan atau api.
Berdasarkan jenisnya ledakannya, jenis bahan peledak ini dibagi lagi menjadi enam jenis, yakni
1.1 Bahan peledak dengan bahaya ledakan besar
1.2 Bahan peledak dengan bahaya pentalan tapi bukan ledakan besar
1.3 Bahan peledak dengan bahaya kebakaran dan atau dengan hembusan kecil
1.4 Bahan peledak tanpa bahaya berarti
1.5 Bahan peledak yang tidak sensitif dengan bahaya ledakan besar
1.6 Bahan peledak yang sangat tidak sensitif tanpa bahaya ledakan besar
2. Bahan Gas
2.1 Gas mudah terbakar (Flammable Gas)
2.2 Gas tidak mudah terbakar (Non Flammable Gas)
2.3 Gas beracun (Poisonous Gas)
3. Cairan Mudah Terbakar (Flammable Liquid)
Jenis flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar). Extremely flammable adalah bahan yang amat mudah terbakar berupa gas dengan udara. Bahkan dapat membentu suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Highly flammable adalah bahan sangat mudah terbakar yang menghasilkan gas dan amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Selain itu, bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar juga diberi label sebagai ‘highly flammable’.
Untuk bahan dan formulasi liquid yang ditandai dengan “extremely flammable “ memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 oC) dan titik didih rendah dengan titik didih awal di bawah +35 oC. Sedangkan untuk bahan atau formulasi likuid yang ditandai dengan Highly flammable (sangat mudah terbakar) memiliki titik nyala berkisar antara +21oC dan +55oC yang mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas, atau loncatan percikan/bunga api.
Beberapa contoh bahan yang bersimbol flammable meliputi zat terbakar langsung seperti aluminium alkil fosfor, gas amat mudah terbakar (butane dan propane), zat sensitive terhadap air seperti zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api dan cairan mudah terbakar atau cairan dengan titik bakar di bawah 21 oC seperti aseton dan benzene.
Baca : Aturan Keselamatan Kerja di Laboratorium
Untuk pencegahannya, sebaiknya jauhkan dari api atau potensi terkena percikan atau loncatan bunga api dan adakalanya harus menghindarkan campuran dengan udara. Jika terjadi hal yang tidak diharapkan sehingga tersulut api dan terbakar, kamu bisa gunakan lap basah untuk membantu memadamkan nyalanya.
4. Padatan Mudah Terbakar (Flammable Solid)
4.1 Padatan mudah terbakar (flammable solid)
Bahan ini mudah menyala jika mengalami gesekan seperti sulfur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate, celluloid, dinitrophenol dan hexamine.
4.2 Padatan yang mudah terbakar langsung (spontaneously combustible)
4.3 Berbahaya dalam keadaan basah
5. Agen Pengoksidasi dan Peroksida Organik
5.1 Agen pengksidasi (oxidizing agent)
Notasi pada simbol tanda bahaya yang satu ini, ‘Oxidising’, membuat kamu lebih berhati-hati dalam penyimpanan. Bahan atau formula yang bersifat oksidatif dan dapat menyebabkan kebakaran jika kontak dengan bahan organik, akan membuat kamu menyimpan bahan-bahan okstidatif ini jauh dari bahan flammable, reduktor dan panas tinggi.
Beberapa contoh bahan yang bersifat oksidatif adalah KMnO4, K2Cr2O7 dan Hidrogen peroksida.
5.2 Peroksida organik (Organic Peroxide)
6. Zat Beracun dan Bahan Infeksius
6.1 Zat beracun
Beberapa contoh bahan yang bersifat poison atau toxic seperti arsen triklorida, karbon tetraklorida dan merkuri klorida. Untuk keamanan di laboratorium, kamu harus berhati-hati dan hindari kontak atau masuk ke dalam tubuh. Segera hubungi rumah sakit terdekat jika menemukan kemungkinan terjadi keracunan
6.2 Bahan Infeksius
Bahan Radioaktif
Corrosive
Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diharapkan, maka hindari terhirup pernapasan, kontak dengan jaringan tubuh seperti kulit atau mata, gunakan dengan hati-hati dan memakai pelindung tubuh. Berikut beberapa contoh bahan korosif, seperti klor, belerang dioksida, alkohol, natrium, fosforus dan lain sebagainya.
Miscellaneous Danger Good
–Irritant/Harmful
Notasi pada simbol tanda bahaya di laboratorium yang satu ini dapat menyebabkan iritasi, luka bakar jika kontak dengan kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila dihirup atau ditelan. Ada beberapa contoh bahan yang perlu diperhatikan pengunaannya karena meyebabkan iritasi seperti bromine, ammonia, asam sulfat, formalin dan belerang.
Mencegah lebih baik dari mengobati, maka sebaiknya kamu menggunakan pelindung seperti masker atau sarung tangan. Beberapa bahan dengan simbol tanda bahaya ‘corrosive’, ‘Toxic’ atau ‘Irritant’, lebih baik dilakukan di tempat atau ruangan khusus semacam lemari asap.
-Environmental Hazard
Simbol yang satu ini menandakan bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. Adapun bahan tersebut meliputi tribitil timah klorida, pentana, dan petroleum bensin. Untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, sebaiknya melalui proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang.
Baca : Air Raksa (merkuri), Kegunaan dan Bahaya dibaliknya
-Stow Away From Foodstuffs
Pada umumnya, hampir semua bahan kimia sebaiknya dihindari dari bahan makanan/minuman, apalagi setiap bahan berbahaya.
-Marrine Pollutant
Jika kamu melihat simbol atau tanda yang satu ini, artinya dilarang membuang zat atau bahan di saluran pembuangan yang muara akhirnya di laut. Hal ini pertanda bahwa semua zat atau bahan tersebut merupakan polutan bagi laut.