Populasi orangutan Kalimantan terus mengalami penurunan selama beberapa dekade terakhir. Kondisi ini menyebabkan International Union for Conservation Nature (IUCN) meningkatkan status konservasi orangutan Kalimantan dari terancam punah menjadi kritis.
Status Kritis (Critically Endangered) diberikan pada Juli 2016. Peningkatan status ini juga didasarkan pada pertimbangan atas maraknya perburuan orangutan Kalimantan dan habitatnya yang kian terdegradasi. Perburuan orangutan ramai terjadi di Indonesia dan Malaysia.
Orangutan Kalimantan atau Borneo yang bernama latin Pongo pygmeaus memiliki tiga sub-spesies yang tersebar dibeberapa lokasi yang berbeda. Pongo pygmeaus pygmeaus di Sarawak dan Kalimantan Barat, Pongo pygmeaus wurmbii di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta Pongo pygmeaus morio di Sabah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Penurunan populasi orangutan Kalimantan disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebakaran hutan beberapa tahun terakhir yang mengakibatkan menurunnya tutupan hutan yang menjadi habitat orangutan. Selain itu, meluasnya wilayah industri kayu, perkebunan dan pertambangan juga ikut berkonrtibusi dalam persempitan habitat orangutan.
Dengan kondisi habitat orangutan yang kian sempit membuat keberadaannya semakin terancam. Bukan hanya itu saja, populasi orangutan juga semakin menurun karena adanya perburuan liar dan konflik dengan manusia.
============
Artikel Pilihan:
Ternyata Otak Orang Obesitas 10 Tahun Lebih Tua Dibanding Orang Kurus?!
2 Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi Prematur Yang Akan Mengubah Segalanya
============
Berdasarkan hasil survei pada empat dekade terakhir, dapat disimpulkan bahwa 2.000-3.000 orangutan di Kalimantan dibunuh setiap tahunnya. Ini berarti, setidaknya ada lebih dari 50% populasi orangutan hilang hanya dalam 40 tahun. Diperkirakan ada sebanyak 630-1.357 orangutan Kalimantan dibunuh pada tahun 2008.
“Ini merupakan pengingat bagi kita bahwa perlindungan dan restorasi habitat orangutan Borneo merupakan suatu keharusan, Juga harus dipastikan konektivitas antar habitat orangutan sehingga dapat menjamin keberlanjutan setiap populasi yang ada,” ujar Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Arnold Sitompul dalam siaran pers-nya pada Juli lalu.
Agar orangutan Kalimantan tidak terancam dan tinggal kenangan, maka diperlukan beberapa upaya konservasi untuk menjaga stabilitas populasi dan kelestariannya. Adapun upaya penyelamatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan perluasan kawasan yang dilindungi. Selain itu juga diperlukan upaya pengelolaan dan menjamin kelestarian habitat orangutan.
Baca Juga:
Virus Aneh Ini Telah Mendobrak dan Menemukan Cara Infeksi Terbaru
Demi Selamatkan Bocah, Gorila Harambe Terpaksa Ditembak Mati