Event GESS (Global Educational Supplies & Solutions) pertama kali dilaksanakan di Dubai pada tahun 2007. Setelah sukses 10 tahun di Dubai, GESS mulai merambah ke beberapa negara, seperti Indonesia, Meksiko dan rencana kedepan juga akan ke Turki dan Cambodia. Untuk di Indonesia sendiri, GESS merupakan kali kedua dilaksanakan.
“GESS ini menyusul kesuksesan di Dubai yang sudah 10 tahun, baru merambah ke Meksiko dan Indonesia. Ini tahun kedua di Indonesia dan Dubai. Next years sih rencananya akan merambah ke Cambodia dan Turki.” ungkap Vitri Rukunda selaku Account Executive Infrastructure Asia sebagai partner penyelenggara acara GESS yang LabSatu wawancarai pada Kamis (15/09).
Direncanakan, target GESS kedepan akan merambah Southeast Asia yang kebutuhan sarana dan prasarana pendidikannya mungkin memang masih kurang. Jadi, GESS memang menargetkan para guru, principal, yayasan pengelola sekolah, kepala sekolah dan lain-lain.
“Targetnya ke arah sana. Karena di Indonesia sepertinya belum ada pameran yang fokusnya ke pendidikan, khususnya perihal alat peraga ataupun sarana prasarana pendidikan,” terangnya lagi.
Gelaran acara GESS Indonesia di Jakarta Convetion Center tahun 2016 terbilang cukup sukses. Setidaknya ada 100 exhibitors dari 20 negara turut berpartisipasi dalam acara yang digelar selama tiga hari ini (14 – 16 September 2016).
Bukan hanya itu saja, visitor GESS tahun ini juga terbilang meningkat dibanding tahun sebelumnya (2015). Total visitors GESS tahun lalu mencapai 4000, sedangkan tahun ini dihari pertama saja sudah mencapai 2000-an. Jadi bisa dikatakan, visitors GESS tahun ini mengalami peningkatan.
“Banyak exhibitors tahun lalu yang re-exhibits lagi di GESS tahun ini, Selain itu, tahun ini juga Kami kan mulai menggandeng beberapa asosiasi guru seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), privat school dan lain-lain,” imbuh Vitri.
GESS pun mengajak lembaga pemerintahan seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, RISTEKDIKTI dan Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta untuk turut berpartisipasi.
Booth Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia di acara GESS 2016.
Booth RISTEKDIKTI. Tampak beberapa alat yang dipamerkan dalam acara GESS 2016.
Anda bukan hanya bisa melihat beragam peralatan penunjang kegiatan belajar-mengajar yang edukatif dan kreatif, tetapi Anda juga bisa menemukan berbagai macam inovasi dalam dunia pendidikan. Misalnya saja seperti digital learning, online learning dan masih banyak lainnya.
GESS bukan hanya dimeriahkan oleh exhibitor saja, Anda juga bisa mendapatkan ilmu dengan mengikuti berbagai seminar dan konferensi yang dibuka untuk umum dan gratis. Selain itu, ada juga lomba baca puisi yang diikuti oleh lebih dari 80 peserta yang terdiri dari para guru.
Salah seorang peserta lomba baca puisi tengah membacakan puisi di acara GESS 2016.
“Next years mungkin Kami akan menggandeng asosiasi lain lagi. Agar kedepan acara GESS bisa makin banyak lagi visitorsnya. Harapannya kan kedepan pasti ingin lebih baik dari tahun ke tahun,” tutupnya.
Di bawah ini beberapa booth exhibitor yang LabSatu dokumentasikan khusus untuk Kamu:
Beberapa alat peraga biologi ditampilkan seperti sistem pernapasan dan sirkulasi darah.
Bukan hanya alat peraga pendidikan tingkat menengah hingga atas saja yang bisa Anda dapatkan. Namun juga berbagai kebutuhan penunjang pendidikan di sekolah dasar dan tingkat taman kanak-kanak.
Di GESS (Global Educational Supplies & Solutions) memamerkan berbagai kebutuhan pendidikan. Mulai dari sarana-prasarana dan semua penunjang pendidikan.
Salah seorang exhibitor tengah menjelaskan sebuah alat kepada para pengunjung pameran GESS 2016
============
Liputan Pilihan:
Tingkatkan dan Jaga Mutu Produksi Dengan Kalibrasi
Habibie Festival, Inspirasi dari Mr Crack
============
Berbagai kebutuhan laboratorium juga bisa ditemukan di pameran GESS 2016.
Pendidikan tidak hanya terpatok pada apa yang diajarkan di sekolah secara umum. Pendidikan juga perihal segala bentuk pengetahuan yang bisa meningkatkan skill seperti merancang robot misalnya.
Untuk pendidikan tingkat atas, pasti butuh mikroskop.
Baca Juga:
[Wawancara] Ubah Fungsi Protein Dengan Protein Engineering
[Wawancara] Menguak Potensi Propolis Bersama Pakar Propolis Indonesia
