J. Morgan, ilmuwan dari Universitas Brown Amerika Serikat membuat dunia tercengang setelah berhasil menciptakan sebuah teknologi baru yang dapat merevolusi industri medis dengan memungkinkan untuk memproduksi organ seperti hati, pankreas atau ginjal, karena kemampuannya memungkinkan jaringan-jaringan sederhana berkembang menjadi struktur yang lebih besar dan memiliki fungsi khusus. Mesin bioteknologi terbaru yang diberi nama ‘BioP3′ (Bio Pick, Place and Perfuce) ini tidak memiliki rangkaian kapasitor dan resistor didalamnya. Dalam peralatan ini, disalurkan berbagai macam larutan yang memberi nutrisi dan membuang zat-zat hasil metabolisme jaringan manusia hidup tersebut.
“yang lebih menarik adalah temuan dan pendekatan bioteknologi terbaru untuk mengembangkan jaringan hidup dari sel-sel yang mungkin akan berkembang menjadi mesin pembuat organ fungsional untuk transplantasi” Tegas Morgan. “Pada teknologi kami ini, berbeda dengan teknologi 3D bioprinting yang digunakan dalam penumbuhan jaringan lain. Kami menggunakan teknologi pre-assembled yang menumbuhkan jaringan bagian-perbagian yang akhirnya membentuk pola dan fungsi khusus dengan berjuta-juta sel per-bagian fungsional tersebut.
Riset tersebut memfokuskan diri pada observasi dan riset mengenai bagaimana cara membuat sel-sel khusus mengatur dirinya untuk menjadi jaringan-jaringan hidup yang berpola, seperti pada gambar diatas, membentuk pola mirip sarang lebah. Dengan harapan, data yang didapat akan dikembangkan untuk membuat organ fungsional dengan informasi tersebut.
Pada jurnal internasional yang diterbitkan untuk mengenalkan produk tersebut pada Dunia, Morgan menyebutkan bahwa jaringan yang digunakan adalah jaringan hati H35, jaringan ovarium KGN and jaringan kanker payudara MCF-7 Penggunaan jaringan kanker tersebut diharapkan akan membantu pengembangan pengobatan kanker seperti radiologi dan kemoterapi. Jaringan-jaringan tersebut juga dapat dicampur untuk membentuk jaringan yang lebih kompak. Seperti yang berhasil dilakukan oleh Morgan pada tahun 2010 lalu, tim peneliti yang dipimpin olehnya berhasil mengembangkan ovarium buatan dengan mengembangkan satu jenis jaringan menjadi tiga jaringan pembentuk ovarium.