Site icon Sisuka Sains

Tidur Mendengkur dan Konsekuensi terhadap Kesehatan

Tidur Mendengkur dan Konsekuensi terhadap Kesehatan

Suara dengkuran ketika tidur terjadi karena penutupan atau penyempitan saluran udara pada hidung, mulut, atau tenggorokan. Getaran dari udara yang mengalir melalui mulut atau hidung menuju paru-paru menimbulkan suara dengkuran yang kita dengar. Ketika kita menarik napas saat tidur, udara memasuki mulut atau hidung dan melewati langit-langit sebelum menuju ke jantung. Bagian belakang mulut di mana lidah dan tenggorokan bagian atas bertemu dengan langit-langit dan uvula dapat berlipat. Ketika area tersebut berlipat, jalur udara menjadi sempit atau tertutup. Jalur yang tertutup atau sempit ini akan mengganggu aliran udara dan menyebabkan langit-langit dan uvula bergetar dan berbenturan dengan bagian belakang tenggorokan, menghasilkan suara dengkuran. Tonsil dan adenoid juga mungkin bergetar. Semakin sempit jalur udara, semakin kencang getaran yang terbentuk dan suara dengkuran pun menjadi kencang. Kita tidak mendengkur ketika kita dalam kondisi terbangun karena otot-otot yang menahan jaringan pada bagian belakang mulut berada tetap pada tempatnya. Ketika kita tidur, otot-otot tersebut mengendur dan membuat jaringan-jaringan dapat berlipat.

Faktor Penyebab Dengkuran

Dengkuran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

 

Konsekuensi dari Tidur Mendengkur

1. Bangun dengan sakit kepala

Berdasarkan riset di Norwegia, orang yang mengalami sleep apnea memiliki risiko 3-4 kali lebih besar untuk bangun tidur dengan sakit kepala. Sleep apnea adalah gangguan tidur yang serius akibat tersumbatnya saluran udara pada saluran pernapasan. Gangguan ini membuat kita sulit menghirup cukup oksigen atau mengembuskan karbon dioksida yang sesuai ketika tidur. Alhasil, pembuluh darah di otak melebar dan menyebabkan sakit kepala.

2. Rentan terhadap stroke

Mendengkur dapat menyebabkan kita memiliki risiko 26 persen lebih besar untuk mengalami stroke berdasarkan  sebuah studi yang dilakukan di Tiongkok. Menurut peneliti, plak yang tertimbun di arteri menjadi penyebab dengkur yang keras dan stroke. Selain itu, orang yang mendengkur cenderung memiliki berat badan yang lebih berat, sehingga obesitas mungkin meningkatkan risiko stroke juga.

3. Memori menghilang

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology, dengkuran yang keras dapat menyebabkan memori berkurang 10 tahun dibanding yang tidak mendengkur. Peneliti berpendapat bahwa gangguan pernapasan ketika mendengkur dapat meningkatkan cairan serebrospinal, yaitu cairan di otak yang berperan dalam mengatur aliran darah dan fungsi otak.

4. Masalah jantung

Kebiasaan mendengkur yang ditambah dengan rasa kantuk di siang hari meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung seiring bertambahnya usia. Meskipun tidak semua orang yang mendengkur memiliki sleep apnea, apabila kita mendengkur dan merasa lelah keesokan paginya maka kita mungkin memiliki gangguan tersebut. Hal ini dikarenakan sleep apnea mencegah kita tidur nyenyak.

 

Sumber : health.com

Exit mobile version