Transplantasi Organ Antar Spesies Sekarang Sudah Ada, Ini Penampakannya
Kemampuan luar biasa dari kontribusi sains dan teknologi terus berkembang seiring berjalannya waktu. Bahkan sekarang sudah ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa transplantasi organ suatu spesies dapat tumbuh di dalam tubuh dari jenis spesies yang berbeda. Apakah kalian ikut penasaran bagaimana jadinya dua makhluk spesies yang berlainan dapat disatukan?
Nah, rahasianya yaitu, para peneliti menggunakan stem cell (dikenal sebagai sel punca atau sel induk) dalam mendukung keberhasilan transplantasi organ tersebut. Penelitian ini sudah didokumentasikan secara online di the Journal Nature, yang isinya memaparkan adanya kemungkinan untuk mengembangkan organ manusia dengan spesies lain sebagai host.
Dilansir dari futurism.com, Hiromitsu Nakauchi, seorang peneliti beserta para rekan kerjanya berhasil mendemonstrasikan proses transplantasi ini; yaitu tumbuhnya pankreas tikus besar (mouse) di dalam tubuh tikus kecil (rats), dan ternyata dua binatang ini dapat bertahan hidup dengan normal dalam jangka waktu yang cukup lama. Para peneliti menyuntikkan stem cell ke dalam embrio si tikus kecil, yang kemudian hasilnya dapat bertahan selama lima hari berikutnya setelah ditransplantasi.
Penelitian ini mencatat, “Transplantasi pankreas untuk menyembuhkan diabetes akut memiliki model yang relevan secara klinis, jika dihubungkan dengan penelitian ini” hal ini berkaitan dengan pertanyaan tentang apakah transplantasi stem cell dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, mereka para peneliti mencoba mencari tahu apakah pankreas tikus besar itu dapat masuk dalam tubuh tikus kecil, sebagaimana halnya dengan antar spesies.
Dalam jurnal ditulis keterangan bahwa, “Penelitian ini memiliki solusi yang kuat dan jelas untuk mengatasi permasalahan dari donor organ yang kekurangan vitamin. Tentunya hal ini relevan, karena transplantasi organ adalah satu-satunya obat penawar bagi para pasien yang menderita berbagai macam penyakit akut dan fatal. ”
Dan juga jurnal tersebut menambahkan prediksi adanya sekitar 76,000 pasien di Amerika yang menunggu keajaiban operasi transplantasi organ ini.
Namun, jika penelitian ini diterapkan dalam situasi manusia, tentunya masih sangat jauh dari kata mungkin. Pastinya akan ada tantangan yang harus dihadapi sebelum dapat menerapkan “transplantasi organ antar spesies” ini. Oleh karena itu, penelitian ini masih menjadi pembelajaran dan eksperimen, karena konsepnya belum dapat dibuktikan secara akurat bagi kondisi manusia.
Organ-organ bagi tubuh manusia harus dipraktekkan ke dalam tubuh binatang yang bentuknya menyerupai manusia. Ada kemungkinan, para peneliti ingin bereksperimen dengan organ domba, babi, dan lain-lain. Sebenarnya mereka sudah pernah berhasil mentransplantasi organ telinga manusia yang ditanam ke dalam perut tikus, tapi belum ada operasi yang dijalankan sebaliknya, yaitu dari organ binatang ke manusia.
Penelitian ini akan menimbulkan sejumlah pertanyaan dan kode etik mengenai kegunaan fungsi stem cell, contohnya seperti sel semacam apa yang digunakan untuk transplantasi, dan yang mana yang boleh untuk diterapkan dalam tubuh manusia. Peneliti Nakauchi beserta rekan kerjanya mengonfirmasi hal ini, bahwa stem cell tertentu memiliki potensi untuk menghasilkan pengganti cell dan jaringan saraf dalam jumlah yang tak terhitung. Terlebih lagi mereka dapat membuktikan lewat eksperimen transplantasi organ tikus yang dapat bertahan hidup lama dan dapat berfungsi normal.
Dengan pembelajaran lebih lanjut yang dilakukan para peneliti, maka hanya tinggal menunggu waktu sebelum akhirnya metode ini dapat diterapkan dalam tubuh manusia.
Tujuan penelitian ini bagi kondisi manusia adalah kesehatan. Namun, apakah hal ini justru terdengan nyelenah, lantaran mengkondisikan organ binatang untuk ditanam di dalam tubuh manusia. Bagaimana menurutmu?