Sains

Vaksin untuk Jerawat Apakah Aman Digunakan ?

Vaksin untuk Jerawat

Jerawat merupakan salah satu permasalahan kulit yang menimpa sekitar 650 juta orang di dunia dan merupakan penyakit paling umum kedelapan di dunia. Menurut  Chun-Ming Huang, seorang professor dermatologi dari University of California, San Diego, sebanyak satu dari sepuluh orang di dunia mengalami permasalahan kulit jerawat.

Bagi banyak remaja dan orang dewasa yang memiliki kulit berjerawat yang tak terkontrol memberikan perasaan malu bahkan frustasi tersendiri. Pada kasus yang lebih ekstrim, memiliki kulit yang berjerawat parah dapat menyebabkan depresi dan bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Saat ini, perawatan untuk kulit berjerawat pada umumnya menggunakan antibiotik atau retinoid. Kedua pengobatan tersebut bersifat tidak spesifik yang memiliki efek samping seperti membuat kulit menjadi kering dan iritasi kulit yang ekstrim. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian mengenai vaksin untuk jerawat, menurut Emmanuel Contassot.

Baca: Ini Daftar Orang Yang Harus Menghindari Vaksinasi !

Emmanuel Contassot adalah anggota fakultas dermatologi di University of Zurich, di Swiss, dan penulis editorial yang menyertai penelitian. Vaksinasi adalah pendekatan yang sangat menjanjikan untuk mengobati jerawat.

Vaksin untuk jerawat yang diusulkan berfokus pada bakteri penyebab jerawat yang umum pada kulit manusia yaitu P. acnes. Bakteri tersebut melepaskan racun yang dikenal sebagai CAMP. Namun demikian, menurut Contassot tidak seluruhnya P. acnes bersifat  buruk. Sebagian P. acnes juga bersifat menguntungkan karena berpartisipasi aktif dalam integritas perisai kulit, terutama dengan mencegah bakteri berbahaya untuk berproliferasi atau berkembang.

Secara teori, vaksin tersebut bekerja dengan cara menghasilkan antibodi yang dapat menghilangkan racun yang dihasilkan oleh bakteri P. acne. Setelah racun dinetralisasi, peradangan pada lesi jerawat akan ditekan. Menurut Professor Huang, menargetkan P. acnes dengan vaksin akan lebih spesifik dan kurang beracun dibandingkan menggunakan terapi kimia.

Baca : Daftar 10 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Baik Menggunakan Vaksin

Vaksin yang efektif dan aman harus menargetkan bakteri “jahat” dan menjaga bakteri “baik”. Bahkan, menargetkan antigen yang salah bisa memperburuk kondisi pasien dengan cara mengganggu integritas kulit,” tambah Contassot.

Pengujian dengan tikus dan sampel kulit manusia menunjukkan bahwa vaksin secara signifikan mengurangi peradangan maupun perkembangan P. acnes. Namun, apakah keberhasilan tersebut dapat diaplikasikan langsung pada orang yang berjerawat masih harus diuji lebih lanjut. Namun demikian, Huang menyarankan bahwa vaksin jerawat yang “khusus bakteri” seharusnya berarti efek samping akan minimal.

Profesor Huang telah berhasil melakukan uji coba vaksin tersebut pada hewan dan sampel kulit manusia. Ia menggunakan antibodi untuk menargetkan racun yang disekresikan oleh bakteri yang bertanggung jawab untuk jerawat.

Baca : FAKTA DAN PENTINGNYA VAKSINASI BAGI ANAK-ANAK

Menurut Huang, “Kemanjuran vaksin ini telah divalidasi dalam biopsi jerawat manusia. Ia bekerja untuk mengurangi peradangan pada lesi jerawat. Jika hasil uji klinis positif, mungkin vaksin itu dapat tersedia dalam tiga hingga lima tahun lagi.

Saat ini Profesor Huang dan timnya, sedang aktif mencari perusahaan untuk bekerja bersama kami untuk melakukan uji klinis. Namun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut sebelum studi klinis dilakukan. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan online 29 Agustus di Journal of Investigative Dermatology.

Sumber : www.webmd.com

 

Baca Juga :

WHO Setujui Penggunaan Vaksin Tifus Baru yang Murah dan Aman untuk Bayi

Ini 5 Cara Praktis Bedakan Vaksin Palsu Dan Asli

Cegah Kanker Serviks Dengan Vaksin HPV