Serangan jantung
Muda, bugar, sehat dan kaya. Tentu merupakan impian setiap orang termasuk Anda. Itulah kiranya yang ada pada diri MD SAP-Indian subcontinent, Ranjan Das. Pria berkebangsaan Bangladesh ini sangat rajin berolahraga, penggila fitnes dan juga seorang pelari maraton. Hal tersebut ia lakukan untuk menjaga kesehatannya, namun ia dikabarkan terkena serangan jantung. Apa yang salah dari pola hidupnya?
Di usianya yang masih terbilang muda, ia telah dapat dikatakan sebagi pribadi sukses yang berkecukupan bahkan terbilang kaya. Sebagai salah satu CEO multinasional termuda, ia tidak merokok dan mengonsumsi minuman berakohol. Ia selalu menjaga pola hidupnya dengan aktif berolahraga. Semua dimaksudkan guna menjaga kesehatan tubuh.
Baca : Ayo! Hitung Kalori Menu Makanan Idaman Anda!
Namun apa yang terjadi? Enam tahun lalu, diusianya yang baru 42 tahun, Ranjan Das dilaporkan meninggal dunia. Padahal ia termasuk pribadi yang rajin berolahraga dan nampak menjalani pola hidup sehat.
Rajan Das hanyalah satu dari sekian banyak contoh meninggalnya para pecinta olahraga diusia muda. Di Indonesia sendiri, tentu Anda masih ingat sosok artis sekaligus politikus Adjie Massaid yang menghembuskan nafasnya setelah berolahraga.
Apa sebenarnya penyebab kematian mereka yang padahal, masih muda dan rajin olahraga?
Diketahui, Rajan Das mengaku selalu kurang tidur dan ingin bisa tidur lebih lama. Selama ini, waktu tidurnya hanya empat sampai lima jam.
Tahukah Anda? Inilah salah satu faktor yang menjadi sebab kematiannya. Lamanya durasi tidur ternyata mempengaruhi kesehatan Anda. Singkatnya waktu tidur (kurang dari lima atau lima sampai enam jam) akan meningkatkan risiko darah tinggi hingga sebesar 350%-500% dibandingkan mereka yang tidur lebih dari enam jam/malam.
Rentang usia 25-49 tahun akan berisiko dua kali lebih besar terkena darah tinggi jika kurang tidur. Selain itu, kurang tidur bukan hanya berdampak pada tekanan darah. Orang yang kurang tidur (kurang dari lima jam per malam) juga akan berisiko terkena kanker, arthritis dan serangan jantung hingga 3x lipat.
Kurang tidur dalam satu malam dapat meningkatkan racun dalam tubuh, diantaranya seperti Interleukin-6 (IL-6), Tumour necrosis factor-alpha (TNF-alpha) and C-reactive protein (CRP). Bahkan kurang tidur juga akan meningkatkan konsentrasi darah dan sensitivitas C-Reactive Protein (hs-CRP) selaku prediktor terkuat dalam serangan jantung.
Tidur selama kurang dari atau lima jam setiap malam akan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 39%. Sedangkan mereka yang durasi tidurnya kurang dari atau enam jam setiap malam berisiko 8% terkena penyakit jantung.
Tidur terdiri dari dua tahap yaitu Rapid Eye Movement (REM) dan non-REM. Dua tahap ini memiliki fungsi masing-masing. REM akan membantu meningkatkan kesehatan mental, sementara non-REM membantu pemulihan tubuh dan regenerasi sel.
Baca : Jantung Berhenti Berdetak Saat Bersin, Benarkah?
Melihat dari dua tahapan dalam tidur ini, maka tak heran jika mereka yang mengalami gangguan tidur sehingga kurang tidur akan mengalami gangguan, misalnya seperti stres dan menurunnya imun tubuh.
Bagi mereka yang mengalami stres tentu akan mencari ‘kamuflase’, aneka kegiatan yang diharapkan dapat menurunkan atau bahkan menghilangkan kadar stres. Semua dimaksudkan untuk mengontrol tingkat stres dalam tubuh.
Maka rajin berolahraga, makan makanan sehat dan menjaga berat badan agar tidak obesitas bukanlah sebuah jaminan Anda menjadi pribadi yang sehat. Selain dari hal itu semua, Anda juga harus menjaga dan mengatur pola tidur yang cukup agar terhindar dari serangan jantung dan hipertensi.
Menurut organisasi nonprofit, National Sleep Foundation (NSF) dan panel yang terdiri dari 18 ilmuwan dan peneliti yang mengulas lebih dari 300 penelitian tentang tidur mengungkapkan bahwa tidak ada patokan jumlah waktu tidur yang sempurna untuk memenuhi durasi ideal tidur seseorang.
Namun NSF menerbitkan laporan mengenai rekomendasi durasi tidur, sebagai berikut:
Bayi yang baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam per hari
Bayi (4-11 bulan): 12 – 15 jam per hari
Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari
Anak pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per hari
Anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam per hari
Remaja (14-17): 8-10 jam per hari
Orang dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam per hari
Dewasa (26-64): 7-9 jam per hari
Orang dewasa yang lebih tua (di atas 65 tahun): 7-8 jam per hari
Untuk kebutuhan seseorang terhadap waktu istirahat (tidur) juga berkaitan dengan tingkat aktivitas keseharian, gaya hidup, kesehatan dan tingkatan usia.
Baca Juga :
Cegah Sakit Jantung Dengan Vitamin F
Waspadai Dehidrasi! Cek Warna Urin Anda Sekarang!
Menguak Manfaat Ubi Jalar Bagi Kesehatan